TUGAS MANAJEMEN MUTU
Peningkatan
Mutu Dan Menjadikan Multifungsi Tangkai Sapu Menggunakan Metode QFD (Quality function Deployment) Dengan Alat HOQ (House
of Quality)
PROGRAM
STUDI
SISTEM
PRODUKSI INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I
POLITEKNIK ATI PADANG
2016
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1
Pengertian
Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment
(QFD) diperkenalkan oleh Yoji Akao, Professor of Management Engineering dari
Tamagawa University yang dikembangkan dari praktek dan pengalaman
industri-industri di Jepang. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1972 oleh
perusahaan Mitsubishi di Kobe Shipyard, dan diadopsi oleh Toyota pada tahun
1978, dan tahun-tahun selanjutnya dikembangkan oleh perusahaan lainnya.
Fokus utama dari QFD ini
yaitu melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin.
Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan puas dengan suatu
produk meskipun suatu produk yang dihasilkan sempurna, seperti yang kemarin
dikatakan diposting sebelumnya mengenai kualitas bahwa produk yang superior
atau sempurna belum tentu di butuhkan oleh konsumen.
QFD merupakan suatu
metodologi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan
prioritas kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menggabungkan kebutuhan dan
keinginan konsumen tersebut dalam produk dan jasa yang disediakan bagi
konsumen.
Berikut ini dikemukan
beberapa definisi dari QFD antara lain :
- QFD adalah suatu
metodologi untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam
suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknik dan karakteristik
kualitas tertentu. (Akao, 1990; Urban Hauser, 1993).
- QFD adalah suatu
metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan
pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen, serta mengefaluasi secara sistematis kapabilitas suatu produk
atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
- Menurut Oakland J.S
(1995), QFD adalah suatu sistem untuk mendesain sebuah produk atau jasa
yang berdasarkan permintaan pelanggan, dengan melibatkan partisipasi
fungsi-fungsi yang terdapat dalam organisasi tertentu.
- QFD juga dapat diartikan
sebagai penyebaran fungsi-fungsi yang terkait dengan pengembangan produk
dan pelayanan dengan mutu yang memenuhi kepuasan konsumen. (Revelle.,
Frigon., dan Jackson, 1995).
Berdasarkan definisinya, QFD
merupakan praktek untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan pelanggan. QFD menterjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi
apa yang dihasilkan oleh organisasi. QFD memungkinkan organisasi untuk
memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap
kebutuhan tersebut dan memperbaiki proses hingga tercapainya efektifitas
maksimum. QFD juga merupakan praktik menuju perbaikan proses yang dapat
memungkinkan organisasi untuk melampaui harapan pelanggan.
Manfaat QFD bagi perusahaan
yang berusaha meningkatkan daya saingnya melalui perbaikan kualitas dan
produktifitasnya secara berkesinambungan adalah sebagai berikut :
- Fokus pada pelanggan
Organisasi
TQM merupakan organisasi yang berfokus pada pelanggan. QFD memerlukan
pengumpulan masukkan dan umpan balik dari pelanggan.
- Efisiensi waktu
QFD
dapat mengurangi waktu pengembangan produk karena memfokuskan pada persyaratan
pelanggan yang spesifik dan telah diidentifikasikan dengan jelas.
- Orientasi kerja sama tim
(Teamwork Oriented)
QFD
merupakan pendekatan kerjasama tim. Semua keputusan dalam proses didasarkan
konsensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan brainstorming.
- Orientasi pada
dokumentasi.
Salah
satu produk yang dihasilkan dari proses QFD adalah dokumen komprehensif
mengenai semua data yang berhubungan dengan segala proses yang ada dan
perbandingannya dengan persyaratan pelanggan.
Dari ke empat point diatas,
dapat kita ketahui bahwa secara spesifik manfaat penerapan QFD yaitu sebagai
berikut :
1. Meningkatkan
Keandalan Produk,
2. Meningkatkan
Kualitas Produk,
3. Meningkatkan
Kepuasan Konsumen,
4. Memperpendek
time to market,
5. Mereduksi
biaya perancangan,
6. Meningkatkan
komunikasi,
7. Meningkatkan
Produktivitas,
8. Meningkatkan
keuntungan perusahaan.
Selain
itu juga, QFD dapat menjalankan atau memperlancar cross functional
communication dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sehingga proses
komunikasi antar divisi atau fungsi organisasi dapat berjalan dengan lancar,
supaya lebih jelas berikut adalah gambarnya :
Dalam QFD ini ada empat
langkah pengerjaannya, diantaranya adalah :
1. Product
Planning (House of Quality),
2. Design
Deployment,
3. Manufacturing
Planning,
4. Production
Planning
1.2
IMPLEMENTASI
QFD DENGAN ALAT HOQ
Implementasi QFD terdiri dari
tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan
dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu
dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga tahapan tersebut adalah (Lou
Cohen, 1995) :
1. Tahap
pengumpulan Voice of Customer,
2. Tahap
penyusunan rumah kualitas (House of Quality),
3. Tahap
analisa dan implementasi.
a.
Pengumpulan
Suara Pelanggan (Voice of Customer)
Tahap ini dilakukan survey
untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu akan memakan waktu dan membutuhkan
ketrampilan mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data pelanggan yang ditulis
sebagai atribut-atribut dari produk atau service. Atribut-atribut atau
kebutuhan-kebutuhan ini merupakan keuntungan potensial yang dapat diterima pelanggan
dari produk atau servicenya. Tiap atribut mempunyai beberapa data numerik yang
berkaitan dengan kepentingan relatif atribut bagi pelanggan dan tingkat
performasi kepuasan pelanggan dari produk yang mirip berdasarkan atribut
tersebut. Atribut ini biasanya disebut data pelanggan kualitatif dan informasi
numerik tiap atribut sebagai data kuantitatif. Prosedur umum dalam perolehan
suara pelanggan adalah untuk menentukan atribut-atribut pelanggan (data
kualitatif) dan mengukur atribut-atribut (data kuantitatif). Data kualitatif
secara umum diperoleh dari pembicaraan dan observasi dengan pelanggan sementara
data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara (Polls).
b.
Menyusun
Rumah Kualitas (House of Quality)
Penerapan
metode Quality Function Deployment dalam proses perancangan produk dan jasa
diawali dengan pembentukan matriks perencanaan produk atau sering disebut
sebagai House of Quality (rumah kualitas) seperti pada gambar.
c.
Tahap
analisa dan implementasi
Setelah melakukan proses 1
dan 2 maka langkah selanjutnya yaitu melakukan analisa secara mendetail
mengenai hasil yang diperoleh dari penelitian menggunakan rumah mutu atau HOQ,
sehingga setelah dianalisa nanti akan didapatkan pula kesimpulan, sehingga
nantinya dapat dilakukan penerapan dari hasil penelitian agar mutu produk yang
kita teliti meningkat dari sebelumnya dan lebih disukai konsumen, jika sudah
begitu maka produk yang kita miliki akan mampu bersaing dengan produk lain yang
bergerak dibidang yang sama.
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PENGEMBANGAN
PRODUK SAPU DENGAN MENAMBAHKAN KEGUNAANYA DENGAN ALAT HOQ
Nama Pekerjaan : Pengembangan
Serta Perancangan Produk Tangkai Sapu Menjadi Tongkat Pemasang Lampu.
Alasan
penulis untuk mengembangkan tangkai sapu sebagai tongkat pemasang lampu, karena
penulis banyak mendengar keluhan konsumen yang bilang sulitnya untuk
memasangkan lampu dirumah mereka. Selain itu penulis juga melihat para pengguna
sapu banyak menggunakan tangkainya untuk menjuluk sesuatu dari ketinggian. Nah,
dari situlah muncul ide untuk membuat tangkai sapu sebagai tongkat pemasang
lampu.
Tujuan
Rancangan Produk :
-
Agar kebutuhan konsumen dapat terpenuhi
-
Agar sapu memiliki fungsi tambahan guna
meningkatkan mutu produk
-
Memudahkan konsumen untuk memasang
lampu.
Langkah
– Langkah HOQ
Pada Pengembangan Tangkai Sapu Menjadi Tongkat Pemasang Lampu :
Melakukan wawancara
Dari
hasil wawancara maka didapat data suara konsumen yang menginginkan sebuah
produk yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
NO
|
COSTUMER VOICE
|
KARAKTERISTIK TEKNIK
|
1
|
Kemudahan Melepas Lampu
|
Terdapat ulir yang berfungsi untuk pembuka penjepit
|
2
|
Kemudahan memasang lampu
|
Terdapat tuas pembuka penjepit
|
3
|
Tidak menyebabkan rasa sakit (kenyamanan)
|
Terdapat busa dibagian pegangan tangan
|
4
|
Perawatan mudah
|
Tidak bermesin
|
5
|
Tahan Lama
|
bahan anti karat
|
6
|
Harga murah
|
Bahan alumunium
|
Setelah
dilakukan wawancara dengan beberapa sampel konsumen maka didapat beberapa
atribut keinginan konsumen. Atribut ini sangat berguna untuk melakukan
pengembangan produk ini, atribut tersebut ialah :
1. Kemudahan
memasang lampu
2. Kemudahan
melepas lampu
3. Kenyamanan
4. Perawatan
5. Tahan Lama
6. Harga
Tabel
dibawah ini adalah tabel jumlah hasil atau bobot yang telah didapat dari angket
atau jawaban wawancara yang telah dilakukan oleh konsumen (Costumer voice).
No
|
Costomer Voice
|
Jumlah Jawaban
|
Derajad Kepentingan
|
1
|
kemudahan memasang lampu
|
20
|
20.4%
|
2
|
Kemudahan melepas lampu
|
16
|
16.3%
|
3
|
Tidak menyebabkan rasa sakit
(kenyamanan)
|
25
|
25.5%
|
4
|
Perawatan mudah
|
5
|
5.1%
|
5
|
Tahan Lama
|
22
|
22.4%
|
6
|
Harga murah
|
10
|
10.2%
|
Tabel
dibawah ini adalah tabel hasil angket atau wawancara berdasarkan karakteristik
teknik yang telah dibuat.
No
|
Karakteristik Teknik
|
Jumlah Jawaban
|
Derajad Kepentingan
|
1
|
Terdapat pengangan busa
|
25
|
25.5%
|
2
|
Terdapat tuas pembuka penjepit
|
16
|
16.3%
|
3
|
Terdapat ulir yang berfungsi
untuk pembuka penjepit
|
20
|
20.4%
|
4
|
Tidak bermesin
|
5
|
5.1%
|
5
|
bahan anti karat
|
22
|
22.4%
|
6
|
Bahan alumunium
|
10
|
10.2%
|
Gambar
berikut ini adalah gambar rumah mutu yang telah dilakukan proses pembobotan dan sekaligus pengolahannya di microsoft excel.
Dari
hasil pengolahan data yang menggunakan rumah mutu maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan dan peningkatan mutu dari tangkai sapu sangat baik untuk dilakukan
karena melihat data dari keinginan konsumen sangat tinggi. Oleh karena itu
sebaiknya produk ini dapat diproduksi secara masal. Adapun hal yang paling diinginkan konsumen dalam produk
sapu multifungsi ini adalah kemudahan dalam memasang lampu.