Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita untuk selalu menampakkan wajah ceria dan menyenangkan pada setiap orang yang dijumpainya meskipun beliau sendiri sedang menghadapi kesedihan dan masalah yang rumit. Senyumnya senantiasa tampak dalam setiap majelis dan pertemuan yang dihadirinya. Setiap sahabat senang bila diajak berbicara dengan beliau dan pasti mereka terkesan dengan senyuman beliau.
* Diriwayatkan dari Imam Ahmad, at-Tirmidzi dan al-Hakim rah. bahwa Rasulullah SAW tidak pernah tertawa kecuali tersenyum.
* Diriwayatkan dari Imam Ahmad rah. bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menceritakan sesuatu kecuali dengan tersenyum.
* Diriwayatkan oleh Imam Thabrani rah. dari shahabat Sayyidina Abu Umamah ra. bahwa Rasulullah SAW termasuk paling banyak tersenyum di antara manusia dan juga paling baik jiwanya di antara manusia yang lain.
* Sayyidatina Fatimatuz Zahra ra. Berkata: "Rasulullah SAW sering menggembirakan aku sampai aku tertawa".
Rasulullah SAW selalu menampakkan wajah berseri-seri dengan senyumnya yang khas setiap kali beliau bertemu dengan seseorang, beliau juga tersenyum dengan penuh gembira menyambut kedatangan orang yang baru datang dalam majelis pertemuannya. Sebagaimana yang beliau lakukan ketika menyambut kedatangan Sayyidina Ammar bin Yasir sambil tersenyum beliau berkata, "Selamat datang kepada yang baik dan tetap akan baik." (HR. at-Tirmidzi).
Imam Muslim meriwayatkan dari shahabat Jabir bin Samurah ra., ia berkata, "Para sahabat Rasulullah SAW kadang-kadang mengingat dan membicarakan berbagai peristiwa yang pernah terjadi pada zaman Jahiliyah, mereka geli tertawa, Beliau SAW pun turut mendengarkan sambil tersenyum.”
Rasulullah SAW sering juga dikerjai oleh sahabatnya dan menjadi sasaran langsung lelucon mereka. Namun Beliau SAW tidak pernah marah apalagi jengkel, bahkan Beliau SAW juga ikut tersenyum melihat tingkah laku mereka.
Berwajah manis dan penuh senyum ketika berhubungan dengan orang lain adalah bukti keramahan Beliau SAW. Lebih-lebih lagi ketika berurusan dengan orang miskin dan lemah. Karena itu, Beliau SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya keramah-ramahan itu memperindah segala sesuatu dan bila dicabut dari padanya akan menjadikannya buruk".
Sayyidina Husain pernah bertanya kepada ayahnya, Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib ra. tentang cara Rasulullah SAW bergaul dengan para sahabatnya maka Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib ra. berkata bahwa: “Rasulullah SAW selalu tersenyum dan lemah lembut, tidak keras juga tidak kaku, suaranya tidak lantang, bicaranya selalu bersih dan serius, tidak pernah mencela apa pun, tidak suka memuji dengan pujian yang berlebihan, tidak selalu begurau, apa yang tidak disenangi tidak diacuhkan, dan setiap orang yang datang memerlukan sesuatu kepada beliau tidak akan diputus harapannya”.
Keramahan dan senyum Rasulullah SAW dalam setiap pergaulannya bermasyarakat membuat beliau disenangi dan dihormati oleh banyak orang sampai orang-orang yang memusuhi beliau pun menjadi segan dan hormat kepada beliau. Karena setiap kali beliau bertemu dengan orang-orang yang memusuhinya beliau tidak pernah menunjukkan wajah garang, melainkan senyum dan keramahan yang selalu beliau tampakkan.
Untuk menjadi pribadi yang disenangi banyak orang maka kita harus menampakkan wajah yang penuh dengan senyuman sekalipun kita dalam keadaan bersedih. Dengan menampakkan senyum maka akan membuat orang disekitar kita merasa bahagia dan tentram. Perlu diketahui bahwasanya sedekah yang paling murah dan mulia adalah SENYUMAN.
Demikianlah bahwa senyuman sesungguhnya merupakan rahasia diri yang memiliki banyak manfaat, baik bagi diri yang tersenyum maupun bagi orang yang diajak tersenyum. Bahkan terjalinnya suatu kebersamaan antara sesama yang membuat suasana penuh kedamaian dan kehangatan adalah karena sebuah senyuman. Sebab itu, mari kita senantiasa berusaha membiasakan diri kita agar tersenyum dengan tulus. Karena selain dapat membuat diri kita merasa bahagia, orang lain pun menjadi tertarik dengan kemuliaan sikap kita.
hadapilah perjalanan hidup kita dengan
senyuman yang tulus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar