Cari Blog Ini fbfoksia.blogspot.com
Kamis, 30 Juni 2016
Jagalah dari 8 Dosa ini Ketika Buka Puasa Bersama
Ada satu aktifitas di bulan Ramadhan yang tidak didapati di bulan lainnya; buka bersama. Buka puasa bersama teman, secara umum, tentu hal yang positif karena bisa meningkatkan ukhuwah dan menyambung silaturahim.
Namun, sering kali ada banyak kesalahan dalam buka bersama, khususnya delapan “dosa” berikut ini yang perlu untuk dihindari.
1. Kehalalan menu
Kadang orang-orang buka bersama di rumah makan atau restoran tanpa memperhatikan apakah menu-menu di tempat itu benar-benar halal atau tidak. Padahal puasa telah menjaga kita dari makanan halal, jangan sampai kita malah berbuka dengan makanan yang tidak jelas halal haramnya.
2. Shalat Maghrib di ujung waktu
Seringkali karena tempat buka bersama tidak representatif, tidak ada masjid atau mushola yang representatif, akhirnya shalat Maghribnya tidak bisa berjamaah di awal waktu.
Terkadang juga ada mushala di rumah makan atau restoran tersebut tetapi karena kecil ia hanya bisa menampung beberapa jamaah sehingga antrian mengular. Akibatnya, shalat Maghrib tertunda, atau bahkan akhirnya dilakukan di ujung waktu di masjid di luar rumah makan atau restoran tersebut.
3. Ketinggalan shalat Isya’ berjamaah
Karena buka bersama baru selesai menjelang shalat Isya’ dan perjalanan macet atau membutuhkan waktu agak lama, akhirnya ketinggalan shalat isya’ berjamaah. Karenanya ketika memilih tempat buka bersama, hendaklah diperhatikan lokasi dan jaraknya dari masjid, atau jika diperkirakan akan ketinggalan shalat Isya’ jika melakukannya di masjid luar, cari tempat berbuka bersama yang dekat/ada masjid-nya dan bersiap shalat Isya’ di situ.
4. Kehilangan tarawih berjamaah
Hal ini erat kaitannya dengan “dosa” ketiga. Jika shalat isya’ berjamaah ketinggalan, umumnya juga akan ketinggalan tarawih berjamaah. Sungguh satu hal yang sangat disayangkan.
5. Pemborosan dan mubazir
Ini merupakan “dosa” umum buka bersama di tempat “mewah.” Manu makanannya sangat banyak dan harganya pun mahal-mahal. Sudah begitu, menu yang sudah dibeli tidak bisa dihabiskan dan akhirnya terbuang sia-sia.
6. Ghibah
Ada kalanya buka bersama diwarnai dengan ghibah. Sambil menunggu buka bersama, antar peserta saling ngorol ternyata ujung-ujungnya ghibah. Untuk mengatasi hal ini, agenda buka bersama perlu disusun dengan rapi, misalnya ada tialwah dan ceramah agama sebelum berbuka dan ngobrolnya diatur agar tidak menjadi ghibah.
7. Zina mata
Ada kalanya buka bersama diadakan di tempat yang justru tidak baik untuk menjaga mata di bulan Ramadhan. Misalnya di restoran atau hotel yang di situ ada kolam renang dan bule-bule dengan tanpa merasa bersalah berenang menjelang Maghrib. Di Surabaya ada tempat berbuka semacam itu dan kota-kota besar lainnya mungkin saja ada.
Namun, zina mata bukan hanya terjadi karena faktor tempat buka bersama. Bisa juga terjadi karena faktor dengan siapa kita buka bersama. Misalnya buka bersama dengan teman-teman alumni atau komunitas yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang tidak menutup aurat dengan rapi.
8. Ikhtilath
Nah, ini terkat erat dengan poin di atas. Kadang buka bersama campur baur antara laki-laki dan perempuan sehingga terjadi ikhtilath.
Yuk kita jaga puasa kita agar jangan sampai menjadi sia-sia seperti sabda Rasulullah:
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar.”(HR. Ibnu Majah; hasan shahih)
Wallahu a’lam bish shawab.
Source by : [Muchlisin BK/ Tarbiyah.net]
image by : resepasik.com
edited by : WTRM F14
#mari kita ingat dan jaga, agar puasa kita tidak sia-sia :):):)
Puasa Syawwal ??? (luar biasa keutamaanya lho)
Bismillah
Puasa syawwal adalah puasa yang dikerjakan sesudah hari raya Idul Fitri sebanyak 6 hari puasa. Puasa pada hari itu hukumnya sunnah berdasarkan hadits Abu Ayyub Al-Anshari r.a., ia berkata, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka seolah-olah ia berpuasa sepanjang masa.”[1].
Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa. Rasulullah saw. bersabda:…“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, …”[2].
Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Rasulullah saw. juga bersabda dalam hadits Qudsi:“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.”[3].
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala, maka lakukanlah puasa sunnah setelah melakukan yang wajib. Di antara puasa sunnah yang Nabi saw. anjurkan setelah melakukan puasa wajib ( puasa Ramadhan) adalah puasa enam hari di bulan Syawal.
1. Waktu Puasa Syawal
*.Kebolehan dan keutamaannya. Tata cara pelaksanaannya yang paling afdhal adalah setelah hari raya, lalu mengerjakan puasa (mulai tanggal 2 syawwal) selama 6 hari secara terus menerus. Meski begitu, puasa syawal boleh dikerjakan tidak langsung setelah hari raya selama masih dikerjakan dibulan syawal, begitu juga diperbolehkan mengerjakannya terpisah-pisah, tidak terus menerus.Wallahu a’lam.
*.Keutamaan berturut-turut.Imam NawawidalamSyarh Muslim,8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhal (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fithri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.”
*.puasa sunnah ini tidak ada setelah habisnya bulan syawwal (artinya batas waktu pengerjaannya hanya pada bulan syawwal saja)
*.Bagi yang berudzur.Catatan: Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qadha’(mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqa’dah. Hal ini tidaklah mengapa.[4] (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466).
2. Pahala Puasa Syawal
Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].”[5],
Orang yang melakukan satu kebaikan akan mendapatkan sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa ramadhan adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal adalah enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan mendapatkan puasa seperti setahun penuh.[6].
3. Hikmah / Manfaat Puasa Syawal
1.Penggenap pahala puasa setahun. Merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh sebagiamana disebutkan dalam haditsTsaubandi atas.
2.Penyempurna puasa wajib. Bagaikan shalat sunnahrawathib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
3.Indikator diterimanya pahala Ramadhan. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala'amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.
4.Melanggengkan maghfirah (ampunan). Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukuratas nikmatini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Allah Ta'ala berfirman:"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali"(An-Nahl: 92).
5.Bersambungnya amalan. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillahlantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan dan berat apalagi benci.Allah Ta'ala berfirman :"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)"(Al-Hijr: 99).Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkanmahabbah(kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.Semoga bermanfaat.
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sumber :
Fikih Sunnah jilid 3, Sayyid Sabiq, Penerbit: P.T.Al-Ma'arif - Bandung.
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/puasa- syawal-puasa-seperti-setahun-penuh.html
https://www.facebook.com/notes/rr-irvan-revaldi /keutamaan-puasa-6-hari-di-bulan-syawal /705258732834259
*
[1]. (Shahih Muslim, no.1164)
[2]. (HR. Tirmidzi, hadits ini hasan shohih)
[3]. (HR. Bukhari)
[4]. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466).
[5]. (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)[6]. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56 dan Syarh Riyadhus Sholihin, 3/465).
Source by : www.jadipintar.com /2014/04
image by : caramasaipul.clik and bersamadakwah.net
edited by : WTRM F14
#ya allah mudahkan lah kami dalam menjalankannya. Aamiin :):):)
#ya allah semoga bermanfaat
#hanya kepadamu kami mohon ampun atas segalah salah dan dosa ya allah
#ayo puasa syawwal 6 hari :):):)
#semangat :):):)
#fastabiqul khoirot :):):)
#berharap ada yang mau bantu share supaya lebih banyak orang yang tau atas keutamaannya
Puasa syawwal adalah puasa yang dikerjakan sesudah hari raya Idul Fitri sebanyak 6 hari puasa. Puasa pada hari itu hukumnya sunnah berdasarkan hadits Abu Ayyub Al-Anshari r.a., ia berkata, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka seolah-olah ia berpuasa sepanjang masa.”[1].
Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa. Rasulullah saw. bersabda:…“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, …”[2].
Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Rasulullah saw. juga bersabda dalam hadits Qudsi:“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.”[3].
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala, maka lakukanlah puasa sunnah setelah melakukan yang wajib. Di antara puasa sunnah yang Nabi saw. anjurkan setelah melakukan puasa wajib ( puasa Ramadhan) adalah puasa enam hari di bulan Syawal.
1. Waktu Puasa Syawal
*.Kebolehan dan keutamaannya. Tata cara pelaksanaannya yang paling afdhal adalah setelah hari raya, lalu mengerjakan puasa (mulai tanggal 2 syawwal) selama 6 hari secara terus menerus. Meski begitu, puasa syawal boleh dikerjakan tidak langsung setelah hari raya selama masih dikerjakan dibulan syawal, begitu juga diperbolehkan mengerjakannya terpisah-pisah, tidak terus menerus.Wallahu a’lam.
*.Keutamaan berturut-turut.Imam NawawidalamSyarh Muslim,8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhal (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fithri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.”
*.puasa sunnah ini tidak ada setelah habisnya bulan syawwal (artinya batas waktu pengerjaannya hanya pada bulan syawwal saja)
*.Bagi yang berudzur.Catatan: Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qadha’(mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqa’dah. Hal ini tidaklah mengapa.[4] (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466).
2. Pahala Puasa Syawal
Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].”[5],
Orang yang melakukan satu kebaikan akan mendapatkan sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa ramadhan adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal adalah enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan mendapatkan puasa seperti setahun penuh.[6].
3. Hikmah / Manfaat Puasa Syawal
1.Penggenap pahala puasa setahun. Merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh sebagiamana disebutkan dalam haditsTsaubandi atas.
2.Penyempurna puasa wajib. Bagaikan shalat sunnahrawathib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
3.Indikator diterimanya pahala Ramadhan. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala'amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.
4.Melanggengkan maghfirah (ampunan). Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukuratas nikmatini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Allah Ta'ala berfirman:"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali"(An-Nahl: 92).
5.Bersambungnya amalan. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillahlantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan dan berat apalagi benci.Allah Ta'ala berfirman :"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)"(Al-Hijr: 99).Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkanmahabbah(kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.Semoga bermanfaat.
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sumber :
Fikih Sunnah jilid 3, Sayyid Sabiq, Penerbit: P.T.Al-Ma'arif - Bandung.
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/puasa- syawal-puasa-seperti-setahun-penuh.html
https://www.facebook.com/notes/rr-irvan-revaldi /keutamaan-puasa-6-hari-di-bulan-syawal /705258732834259
*
[1]. (Shahih Muslim, no.1164)
[2]. (HR. Tirmidzi, hadits ini hasan shohih)
[3]. (HR. Bukhari)
[4]. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466).
[5]. (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)[6]. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56 dan Syarh Riyadhus Sholihin, 3/465).
Source by : www.jadipintar.com /2014/04
image by : caramasaipul.clik and bersamadakwah.net
edited by : WTRM F14
#ya allah mudahkan lah kami dalam menjalankannya. Aamiin :):):)
#ya allah semoga bermanfaat
#hanya kepadamu kami mohon ampun atas segalah salah dan dosa ya allah
#ayo puasa syawwal 6 hari :):):)
#semangat :):):)
#fastabiqul khoirot :):):)
#berharap ada yang mau bantu share supaya lebih banyak orang yang tau atas keutamaannya
Jumat, 24 Juni 2016
tahukah anda dengan karbohidrat ??
Karbohidrat
Senyawa yang terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan sangat penting bagi kehidupan.
Tersusun atas unsur Carbon, Hidrogen, dan Oksigen.
Memiliki rumus CnH2nOn
Merupakan polihidroksilaldehid, polihidroksiketon, atau zat yang memberikan senyawa seperti itu jika dihidrolisis.
penggolongan
Penggolongan berdasarkan strukturnya: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
Istilah sakarida berasal dari kata Latin
...........................
untuk file lengkapnya silahkan download file karbohidrat-1.pdf
sumber : kimia bahan makanan tahun 2016 jurusan analisis kimia
gambar : labbiomol.blogspot.com
Senyawa yang terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan sangat penting bagi kehidupan.
Tersusun atas unsur Carbon, Hidrogen, dan Oksigen.
Memiliki rumus CnH2nOn
Merupakan polihidroksilaldehid, polihidroksiketon, atau zat yang memberikan senyawa seperti itu jika dihidrolisis.
penggolongan
Penggolongan berdasarkan strukturnya: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
Istilah sakarida berasal dari kata Latin
...........................
untuk file lengkapnya silahkan download file karbohidrat-1.pdf
sumber : kimia bahan makanan tahun 2016 jurusan analisis kimia
gambar : labbiomol.blogspot.com
yuk disimak Nasehat-nya Rasulullah SAW
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuuh
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, washshalatu wassalmu’ala ashrafil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washahbihi aj’ma’in. Ama ba’du.
Bapak dan ibu, saudara/i jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat Islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin.
Jama’ah yang dirahmati Allah, tema kultum pada kesempatan kali ini ialah, “3 Pesan (Nasihat) Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam.”
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam pernah memberikan tiga buah nasihat kepada kedua sehabatnya, Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal, “Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji,” (HR. Tirmidzi).
Tiga pesan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam tersebut layak untuk kita perhatikan, karena sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari.
1. Bertakwa di mana saja
Definisi dari kata takwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab RA. Suatu ketika Umar bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, apakah takwa itu? Dia menjawab, “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab, “Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab, “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata, “Maka demikian pulalah takwa!”
Sementara itu, menurut Sayyid Qutub, takwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.
Nasihat Nabi Shallahu ‘alaihi wassalam ini menunjukkan bahwa kita harus bertakwa di mana pun berada. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 102, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan Islam.”
2. Kebaikan yang menghapuskan dosa (kesalahan)
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Bahkan, hari ini mungkin kita sudah melakukan kesalahan, baik kita sadari atau pun tidak. Oleh sebab itu, perbanyaklah amal ibadah dan kebaikan. Karena beberapa kesalahan dapat dihapuskan dengan kebaikan.
Dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk menghapusnya adalah dengan bersedekah. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.”
Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain, maka yang perlu dilakukan adalah meminta maaf kepada orang yang kita sakiti.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam selalu minta maaf ketika bersalah, bahkan terhadap Ibnu Ummi Maktum beliau memeluknya dengan hangat seraya berkata “Inilah orangnya, yang membuat aku ditegur oleh Allah.”
Yang dimaksud Rasulullah ditegur oleh Allah terkait Ibnu Ummi Maktum adalah diturunkannya QS. Abasa.
3. Akhlak yang terpuji
Akhlak terpuji harus dimiliki oleh seorang muslim. Salah satunya adalah akhlak terhadap orang lain, misalnya akhlak terhadap tetangga.
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya,” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah).
Dari Abu Syuraih RA, bahwa Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Demi Allah seseorang tidak beriman. Demi Allah seseorang tidak beriman. Demi Allah seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya, “Siapa itu ya Rasulullah?” Jawab nabi, “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya,” (HR. Bukhari).
Peringatan tersebut sangat keras bahkan sampai diulangi tiga kali, yaitu tidak termasuk golongan orang beriman jika ada tetangganya yang tidak aman dari gangguannya.
Maka dari itu kita perlu instrospeksi, apakah tetangga kita selama ini merasa terganggu atau tersakiti karena ulah tangan atau pun lidah kita. Karena percuma kita shalat lima waktu, rajin shalat malam, sedekah bahkan puasa sunah, jika ternyata kita masih suka mengganggu atau menyakiti tetangga kita.
Demikianlah sedikit yang dapat disampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Billahitaufik walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuuh.
Sumber : ZonaKeren.com
source by : islampos.com
edited by : W T R M F14
image by : ilmu-surga.blogspot.com
#:):):)
Malaikat Pun Bingung ketika Hendak Mencatat Pahala Zikir ini (kira2 zikir seperti apa yaa?)
Assalammu'alaikum
bismillah
Dalam hadits riwayat Ibnu Majah diceritakan bahwa seseorang membaca kalimat: Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik '
“Ya Rabbi, bagiMu segala puji sebagaimana seyogyanya; bagi kemuliaan wajahMu dan keagungan kekuasaanMu”
Dua malaikat yang hendak mencatat ganjarannya “kebingungan” tidak tahu bagaimana mencatat ganjaran ucapan tersebut. Maka mereka pun naik ke langit melaporkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu telah berdzikir dengan kalimat yang kami tidak mengetahui bagaimana harus menulisnya” kata dua malaikat tersebut.
Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka, padahal Dia telah mengetahui apa yang terjadi. “Wahai malaikat, apa yang diucapkan hambaku itu?”
“Wahai Tuhanku, ia mengucapkan ‘Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik’”
Lantas Allah Azza wa Jalla pun memberikan keputusan-Nya: “Tulislah sebagaimana yang diucapkan oleh hambaKu itu hingga kelak ia berjumpa denganKu dan Aku sendiri yang akan memberikan ganjaran kepadanya.”
Masya Allah… kalimatnya pendek, mudah dihafal namun luar biasa pahalanya hingga malaikat pun tak sanggu mencatatnya. Maukah Anda mengamalkannya? Dalam Al Ma’tsurat dzikir pagi dan petang, kalimat tersebut masuk sebagai salah satu dzikir yang diucapkan.
Bagi Anda yang perlu mengetahui hadits lengkap mengenai kisah pahala kalimat tersebut, ini dia matannya:
Bahwasanya seorang hamba dari hamba-hamba Allah mengucapkan ‘Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik’. Maka dua malaikat pun kesulitan dan tidak mengetahui bagaimana mencatat (ganjaran kalimat) itu. Maka mereka pun naik ke langit dan berkata (melapor kepada Allah): “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu telah mengucapkan kalimat yang kami tidak mengetahui bagaimana mencatat (ganjarannya). Allah Azza wa Jalla bertanya padahal Dia telah mengetahui apa yang diucapkan hambaNya itu, “Apa yang diucapkan hambaKu?” Kedua malaikat itu menjawab, “Wahai Tuhan, sesungguhnya ia mengucapkan ‘Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik.’ Kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman kepada kedua malaikat tersebut, “Tulislah baginya sebagaimana kalimat hambaKu itu hingga ia berjumpa denganKu dan Aku yang akan memberikan ganjaran kepadanya.” (HR. Ibnu Majah).
Sumber : Muchlisin BK- Jun 22, 2016 62940
source by : bersamadakwah.net
image by : fbmlia.yu.tl upload
edited by : W T R M F14
#ayo share dan like postingan ini :):):)
#allahuakbar :) semoga bermanfaat
bismillah
Dalam hadits riwayat Ibnu Majah diceritakan bahwa seseorang membaca kalimat: Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik '
“Ya Rabbi, bagiMu segala puji sebagaimana seyogyanya; bagi kemuliaan wajahMu dan keagungan kekuasaanMu”
Dua malaikat yang hendak mencatat ganjarannya “kebingungan” tidak tahu bagaimana mencatat ganjaran ucapan tersebut. Maka mereka pun naik ke langit melaporkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu telah berdzikir dengan kalimat yang kami tidak mengetahui bagaimana harus menulisnya” kata dua malaikat tersebut.
Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka, padahal Dia telah mengetahui apa yang terjadi. “Wahai malaikat, apa yang diucapkan hambaku itu?”
“Wahai Tuhanku, ia mengucapkan ‘Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik’”
Lantas Allah Azza wa Jalla pun memberikan keputusan-Nya: “Tulislah sebagaimana yang diucapkan oleh hambaKu itu hingga kelak ia berjumpa denganKu dan Aku sendiri yang akan memberikan ganjaran kepadanya.”
Masya Allah… kalimatnya pendek, mudah dihafal namun luar biasa pahalanya hingga malaikat pun tak sanggu mencatatnya. Maukah Anda mengamalkannya? Dalam Al Ma’tsurat dzikir pagi dan petang, kalimat tersebut masuk sebagai salah satu dzikir yang diucapkan.
Bagi Anda yang perlu mengetahui hadits lengkap mengenai kisah pahala kalimat tersebut, ini dia matannya:
Bahwasanya seorang hamba dari hamba-hamba Allah mengucapkan ‘Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik’. Maka dua malaikat pun kesulitan dan tidak mengetahui bagaimana mencatat (ganjaran kalimat) itu. Maka mereka pun naik ke langit dan berkata (melapor kepada Allah): “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu telah mengucapkan kalimat yang kami tidak mengetahui bagaimana mencatat (ganjarannya). Allah Azza wa Jalla bertanya padahal Dia telah mengetahui apa yang diucapkan hambaNya itu, “Apa yang diucapkan hambaKu?” Kedua malaikat itu menjawab, “Wahai Tuhan, sesungguhnya ia mengucapkan ‘Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhiimi sulthaanik.’ Kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman kepada kedua malaikat tersebut, “Tulislah baginya sebagaimana kalimat hambaKu itu hingga ia berjumpa denganKu dan Aku yang akan memberikan ganjaran kepadanya.” (HR. Ibnu Majah).
Sumber : Muchlisin BK- Jun 22, 2016 62940
source by : bersamadakwah.net
image by : fbmlia.yu.tl upload
edited by : W T R M F14
#ayo share dan like postingan ini :):):)
#allahuakbar :) semoga bermanfaat
Selasa, 21 Juni 2016
Kisah Ulama Berhaji yang Belum Sampai Ke Tanah Suci Makkah
Apa kabarnya pembaca yang budiman, jgn lupa tinggalkan jejak dgn komentar, atau bantu me share artikelnya he he :)
Ketika sampai di Kota Kufah, perjalanan haji Abdullah bin Mubarak ke Tanah Suci terhenti . Dia melihat seorang perempuan sedang mencabuti bulu itik dan Abdullah seperti tahu, itik itu adalah bangkai.
“Ini bangkai atau hasil sembelihan yang halal?” tanya Abdullah memastikan.
“Bangkai, dan aku akan memakannya bersama keluargaku.”
Ulama hadits yang zuhud ini heran, di negeri Kufah bangkai ternyata menjadi santapan keluarga. Ia pun mengingatkan perempuan tersebut bahwa tindakannya adalah haram. Si perempuan menjawab dengan pengusiran.
Abdullah pun pergi tapi selalu datang lagi dengan nasihat serupa. Berkali-kali. Hingga suatu hari perempuan itu menjelaskan perihal keadaannya.
“Aku memiliki beberapa anak. Selama tiga hari ini aku tak mendapatkan makanan untuk menghidupi mereka.”
Hati Abdullah bergetar. Segera ia pergi dan kembali lagi bersama keledainya dengan membawa makanan, pakaian, dan sejumlah bekal.
“Ambilah keledai ini berikut barang-barang bawaannya. Semua untukmu.”
Tak terasa, musim haji berlalu dan Abdullah bin Mubarak masih berada di Kufah. Artinya, ia gagal menunaikan ibadah haji tahun itu. Dia pun memutuskan bermukim sementara di sana sampai para jamaah haji pulang ke negeri asal dan ikut bersama rombongan.
Namun
Begitu tiba di kampung halaman, Abdullah disambut antusias masyarakat. Mereka beramai-ramai memberi ucapan selamat atas ibadah hajinya. Abdullah malu. Keadaan tak seperti yang disangkakan oran-orang. “Sungguh aku tidak menunaikan haji tahun ini,” katanya meyakinkan para penyambutnya.
Sementara itu, kawan-kawannya yang berhaji menyuguhkan cerita lain. “Subhanallah, bukankah kami menitipkan bekal kepadamu saat kami pergi kemudian mengambilnya lagi saat kau di Arafah?”
Yang lain ikut menanggapi, “Bukankah kau yang memberi minum kami di suatu tempat sana?”
“Bukankah kau yang membelikan sejumlah barang untukku,” kata satunya lagi.
Abdullah bin Mubarak semakin bingung. “Aku tak paham dengan apa yang kalian katakan. Aku tak melaksanakan haji tahun ini.”
Hingga malam harinya, dalam mimpi Abdullah mendengar suara, “Hai Abdullah, Allah telah menerima amal sedekahmu dan mengutus malaikat menyerupai sosokmu, menggantikanmu menunaikan ibadah haji.” Demikian diceritakan kitab An-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi.
Source by : islampos.com
edited by : W T R M Foksia14
image by : metrojateng.com
# subhanallah semoga menjadi inspirasi kita untuk bersedekah, berinfak dan beramal sholeh ,,,aamiin ya rabb
:):):)
#bantu share ya pembaca budiman :)
Ketika sampai di Kota Kufah, perjalanan haji Abdullah bin Mubarak ke Tanah Suci terhenti . Dia melihat seorang perempuan sedang mencabuti bulu itik dan Abdullah seperti tahu, itik itu adalah bangkai.
“Ini bangkai atau hasil sembelihan yang halal?” tanya Abdullah memastikan.
“Bangkai, dan aku akan memakannya bersama keluargaku.”
Ulama hadits yang zuhud ini heran, di negeri Kufah bangkai ternyata menjadi santapan keluarga. Ia pun mengingatkan perempuan tersebut bahwa tindakannya adalah haram. Si perempuan menjawab dengan pengusiran.
Abdullah pun pergi tapi selalu datang lagi dengan nasihat serupa. Berkali-kali. Hingga suatu hari perempuan itu menjelaskan perihal keadaannya.
“Aku memiliki beberapa anak. Selama tiga hari ini aku tak mendapatkan makanan untuk menghidupi mereka.”
Hati Abdullah bergetar. Segera ia pergi dan kembali lagi bersama keledainya dengan membawa makanan, pakaian, dan sejumlah bekal.
“Ambilah keledai ini berikut barang-barang bawaannya. Semua untukmu.”
Tak terasa, musim haji berlalu dan Abdullah bin Mubarak masih berada di Kufah. Artinya, ia gagal menunaikan ibadah haji tahun itu. Dia pun memutuskan bermukim sementara di sana sampai para jamaah haji pulang ke negeri asal dan ikut bersama rombongan.
Namun
Begitu tiba di kampung halaman, Abdullah disambut antusias masyarakat. Mereka beramai-ramai memberi ucapan selamat atas ibadah hajinya. Abdullah malu. Keadaan tak seperti yang disangkakan oran-orang. “Sungguh aku tidak menunaikan haji tahun ini,” katanya meyakinkan para penyambutnya.
Sementara itu, kawan-kawannya yang berhaji menyuguhkan cerita lain. “Subhanallah, bukankah kami menitipkan bekal kepadamu saat kami pergi kemudian mengambilnya lagi saat kau di Arafah?”
Yang lain ikut menanggapi, “Bukankah kau yang memberi minum kami di suatu tempat sana?”
“Bukankah kau yang membelikan sejumlah barang untukku,” kata satunya lagi.
Abdullah bin Mubarak semakin bingung. “Aku tak paham dengan apa yang kalian katakan. Aku tak melaksanakan haji tahun ini.”
Hingga malam harinya, dalam mimpi Abdullah mendengar suara, “Hai Abdullah, Allah telah menerima amal sedekahmu dan mengutus malaikat menyerupai sosokmu, menggantikanmu menunaikan ibadah haji.” Demikian diceritakan kitab An-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi.
Source by : islampos.com
edited by : W T R M Foksia14
image by : metrojateng.com
# subhanallah semoga menjadi inspirasi kita untuk bersedekah, berinfak dan beramal sholeh ,,,aamiin ya rabb
:):):)
#bantu share ya pembaca budiman :)
Pengolahan Kolang-Kaling
MANFAAT KOLANG KALING
Kolang kaling banyak digunakan sebagai bahan campuran beraneka jenis makanan atau minuman misalnya : manisan, kolak, ronde, roti, minuman kaleng, es campur dan bajigur.
Sekarang muncul pula aneka produk makanan baru yang menggunakan kolang kaling sebagai bahannya seperti kolang kaling genji, kolang kaling mania, kolang kaling berjuruh.
Kolang kaling selain dapat dimanfaatkan untuk bahan aneka makanan dan minuman, kandungan seratnya juga baik untuk kesehatan. Serat kolang kaling dan serat dari bahan makanan lain yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan proses pembuangan air besar teratur sehingga dapat mencegah kegemukan atau obesitas.
Pada bulan puasa, masyarakat beragama Islam menjadikan kolang kaling sebagai menu khas. Produk olahan kolang kaling ini mempunyai nilai ekonomi tinggi.
ALAT PENGOLAHAN KOLANG-KALING
Peralatan yang diperlukan dalam pengolahan kolang-kaling adalah sebagai berikut :
1. Bakul atau karung goni untuk menempatkan buah aren
2. Pisau atau sabit untuk mengupas buah aren
3. Panci atau belanga untuk merebus dan merendam buah aren
4. Kompor atau tungku
5. Telenan kayu
6. Sendok besar ciduk dan serok
7. Baskom plastik
PENGOLAHAN KOLANG KALING
1. Pemilihan Bahan
Pengolahan kolang kaling diawali dengan pemilihan bahan (buah aren) yang masih setengah masak yang ditandai dengan warna kulit buah yang masih hijau segar. Buah-buah aren dilepas satu persatu dari untaiannya dan dimasukkan ke dalam bakul
2. Pembakaran atau Perebusan Buah Aren
Ada dua cara mengolah kolang kaling yaitu dengan membakar aren atau merebus aren. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lendir buah yang menyebabkan rasa sangat garatal apabila menyentuh kulit
a) Pembakaran
Caranya dengan menumpukkan buah aren diatas bara api sehingga daging buah menjadi agak hangus namun bijinya tidak hangus
b) Perebusan
Dengan melakukan tahap-tahap sebagai berikut :
Siapkan belanga, wajan, kuali atau drum bekas.
Belanga belanga atau kuali tersebut diisi air secukupnya hinggahungga seluruh buah aren yang akan diperoses menjadi kolang kaling iti dapat terendam air.
Belangga diletakan diatas kompor minyak atau tungku
Perebusan dilakukan sampai airnya mendidih 1-2 jam kemudian didiamkan sampai airnya dingin.
Satu persatu buah aren yang sudah direbus itu dikeluarkan untukdiambil bijinya
3. Pengambilan biji aren
Silanhkan download file lengkapnya di LINK berikut ini kolang-kaling.pdf
source by : Teknologi pengolahan pangan 1 Jurusan Analisis Kimia tahun 2016
image by : kesehatantubuh-tips.blogspot.com
Senin, 20 Juni 2016
Renungan Akan Godaan Iblis dan Bala Tentaranya
Bismillahirrahmanirrahim
assalammu'alaikum
AKU melihatmu kemarin, saat engkau memulai aktivitas harianmu.
Kaubangun tanpa sujud mengerjakan shubuhmu
Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan “Bismillah” sebelum memulai santapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isya sebelum berangkat k etempat tidurmu
Kau benar-benar orang yang bersyukur, aku menyukainya
Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak mengubah cara hidupmu.
Hai Bodoh, kamu millikku.
Ingat, kau dan aku sudah bertahun-tahun bersama,
dan aku masih belum bisa benar-benar mencintaimu .
Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah.
Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.
Dia sudah mencampakkan aku dari surga, dan aku akan tetap
memanfaatkanmu sepanjang masa untuk mebalaskannya
Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU dan dia masih memiliki rencana-rencana untukmu di hari depan.
Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku,
dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka.
Sehingga kita bisa bersama dua kali dan ini akan menyakiti hati ALLAH
Aku benar-benar berterimakasih padamu, karena aku sudah menunjukkan kepada-NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa-masa yang kita jalani
Kita nonton film ‘porno’ bersama, memaki orang, mencuri, berbohong, munafik, syirik, makan sekenyang-kenyangya, bergosip, manghakimi orang, menghujam orang dari belakang, tidak hormat pada orang tua, membunuh, memperkosa, memberikan kesaksian palsu, melanggar norma-norma, tidak menghargai masjid, berperilaku buruk, dan lainnya
TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja.
Ayolah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya.
Aku masih memiliki rencana-rencana hangat untuk kita.
Ini hanya merupakan surat penghargaanku untukmu.
Aku ingin mengucapkan ‘TERIMAKASIH’ karena sudah mengizinkanku memanfaatkan hampir semua masa hidupmu.
Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu.
Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa.
Dosa sudah mulai mewarnai hidupmu.
Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.
Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana berbuat dosa.
Yang perlu kaulakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong, berjudi, bergosip, dan hiduplah se-egois sebebas mungkin.
Lakukan semua ini di depan anak-anak dan mereka akan menirunya.
Begitulah anak-anak.
Baiklah, aku persilakan kau bergerak sekarang.
Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggodamu lagi.
Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas
dosa-dosamu.
Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit.
Memperingati orang bukan tabiatku, tapi di usiamu sekarang dan tetap melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.
Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu.
Hanya saja kau harus menjadi orang tolol yang lebih baik di mata ALLAH. Aku benci Allah….
Catatan : Jika kau benar-benar menyayangiku, kau tak akan memberi surat ini kepada siapapun!”
sumber :
Tulisan ini beredar secara viral di media sosial dan blog. Kami kesulitan menyertakan sumber pertama, namun kami mengutipnya dari: http://knights-of-masjid.blogspot.co.id /2013/01/surat-dari-iblis-untuk-mu.html
source by : islampos.com
image by : kisahislamiah.blogspot.com
edited by : W T R M F14
# ayo kita share,,,agar jangan sampai kita terus2 an dalam kendali iblis
Jumat, 17 Juni 2016
Kenapa gak Boleh Pacaran yaa???, Yuk di Simak Sobat !!!
ya allah ampuni dosa2 kami, aamiin
Surah Al-Isra' ayat 32 :
Allah Ta'ala berfirman
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."
(Surah Al-Isra' ayat 32)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini: “Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam rangka melarang hamba-hamba-Nyadari perbuatan zina dan larangan mendekatinya, yaitu larangan mendekati sebab-sebab dan pendorong-pendorongnya.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/55)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini di dalam tafsirnya, “Larangan mendekati zina lebih mengena ketimbang larangan melakukan perbuatan zina, karena larangan mendekati zina mencakup larangan terhadap semua perkara yang dapat mengantarkan kepada perbuatan tersebut. Barangsiapa yang mendekati daerah larangan, ia dikhawatirkan akan terjerumus kepadanya, terlebih lagi dalam masalah zina yang kebanyakan hawa nafsu sangat kuat dorongannya untuk melakukan zina.” (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal.457)
Hal-hal yang mengantarkan kepada perbuatan zina :
1. Memandang wanita yang tidak halal baginya
2. Menyentuh wanita yang bukan mahramnya
3. Berkhalwat (berduaan) di tempat sepi
4. Berpacaran
:: Kerusakan yang disebabkan perbuatan zina ::
Kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatan zina adalah termasuk kerusakan yang sangat berat. Diantaranya adalah merusak tatanan masyarakat, baik dalam hal nasab (keturunan) maupun penjagaan kehormatan, dan menyebabkan permusuhan diantara sesama manusia.
Al Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Aku tidak mengetahui dosa besar apa lagi yang lebih besar setelah membunuh jiwa selain dari pada dosa zina.” Kemudian beliau menyebutkan ayat ke-68 sampai ayat ke-70 dari surat Al Furqan. (Lihat Al-Jawab Al-Kafi, hal 207)
source by : fans page fb Meme dan Rage Muslim Indonesia
edited by : W T R M
image by : ummuyasir.wordpress.com
image text by : W T R M
#bantu share yuk, mudah2an ada aktivis pacaran yang sadar...aamiin :):):)
#thanks to allah
:):):) :):):) :):):)
#ya allah ampuni kami, aamiin
Kamis, 16 Juni 2016
Tips Supaya tak Mengantuk Saat Tarawih (qiyamulail)
BANYAK orang yang keluhkan rasa kantuk saat melaksanakan shalat tarawih. Sehingga, dalam pelaksanaan shalatnya tidak bisa khusyuk. Alhasil, bukannya mendapat berkah, malah merasa lelah. Padahal, shalat tarawih ini hanya ada satu tahun sekali. Sayang banget kan, kalau kita lewati hanya dengan tertidur atau pun tidak sadar dalam pelaksanaan shalat tarawih.
Maka, kita harus segera bertindak nih. Jangan sampai rasa kantuk tersebut terus menghampiri dikala kita sedang ingin berkomunikasi dengan Allah SWT. Tapi, bagaimana cara mengatasi saat shalat tarawih ya ???
1. Jauhi perbuatan dosa dan maksiat di siang hari
Menjaga diri dari perbuatan dosa di siang hari bulan Ramadhan akan membantu kita terjaga di waktu malam. Banyak ungkapan para salafus Sholih yang mengatakan bahwa perbuatan dosa di siang hari merupakan penghalang utama shalat malam.
Suatu hari seorang laki-laki berkata kepada Ibrahim bin Adham rahimahullah, “Sesungguhnya aku tidak mampu melakukan shalat malam, maka berilah aku obatnya?” Maka dia berkata, “Janganlah engkau bermaksiat kepada Allah Ta’ala di siang hari, maka Dia akan membangunkanmu di hadapan-Nya di malam hari. Sesungguhnya engkau berdiri di hadapan-Nya di malam hari merupakan kemulian terbesar. Adapun pendosa tidak berhak mendapatkan kemulian tersebut.”
2. Sempatkanlah untuk qoilulah sejenak (istirahat atau tidur siang)
Al-Fayumi di dalam al-Misbah al-Munir berkata bahwa qoilulah maknanya tidur di pertengahan siang). Adapun Imam as-Son’ani di dalam kitabSubulus Salam berkata Qoilulah yaitu, “Istirahat di tengah siang walaupun tidak dengan tidur.”
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa qoilulah baik dengan tidur atau tidak realitanya sangat membantu dalam shalat malam. Adapun waktunya bisa sebelum atau sesudah Zuhur/Jumat.
Mayoritas ulama menghukumi qoilulah sebagai amalan sunah atas dasar hadits berikut, “Ber-qoilulah–lah kalian. Karena setan itu tidak ber-qoilulah,” (HR. Thabrani).
Berkata Ishaq bin Abdillah bin Abi Farwah rahimahullah, “Qoilulah merupakan amalan pencinta kebaikan. Di dalamnya terkumpul banyak faidah sekaligus faktor penguat untuk shalat malam.”
Memang qoilulah adalah sunah tapi harus ingat jangan disalah gunakan sebagai alasan memperbanyak tidur siang di bulan Ramadhan. Qoilulah ada kadar dan batasannya. Jangan sampai seorang berasalan dengan qoilulah menjadi malas bekerja dan beramal. Amalkan sunah pada kadar, waktu dan tempatnya.
3. Atur porsi makan dan minum ketika berbuka
Porsi makan yang tidak terkontrol saat berbuka menyebabkan perut kita bekerja terlalu payah. Dampak dari hal tersebut tubuh kita lelah, otak sulit berkonsentrasi dan mata mengantuk. Akhirnya shalat tarawih sambil ngantuk. Tepat sekali sabda Nabi saw“Tidak ada wadah yang lebih buruk untuk dipenuhi oleh manusia kecuali perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang sulbinya. Jika dia harus makan lebih dari beberapa suap untuk menegakkan sulbinya tersebut, maka sepertiga hendaknya untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk nafas/udara,” (HR. Ahmad).
Berkata Wahb bin Munabbih, “Tidak ada manusia yang lebih dicintai oleh setan selain orang yang gemar makan dan tidur.” Sufyan ats-Tsauri berkata, “Hendaknya kalian menyedikitkan makan maka kalian akan mudah shalat malam.”
4. Jangan lupa bersiwak
Siwak merupakan sunnah Nabi saw yang banyak ditinggalkan kaum muslimin, bahkan mereka yang mengaku sebagai aktivis Islam. Jika kita telaah kehidupan Nabi saw maka kita dapati siwak adalah sunnah yang senantiasa beliau lazimi baik di rumah, masjid, atau bahkan ketika safar.
Nabi saw bersabda, “Siwak itu membersihkan mulut dan mendapatkan keridhoan dari Rabb,” (HR. Ahmad).
Dengan bersiwak mulut menjadi bersih dan tidak bau. Oleh karena itu, siwak membantu kekhusyu’an shalat Anda. Ketika kita khusyu’ insya Allah Ta’ala kita tidak akan gampang letih.
Referensi: mimbarhadits.wordpress.com yang disusun oleh Ustadz Abu Azzam Hawari, Lc., M.E.I.
Source by : islampos.com
image by : aslibumuayu.net
edited by : W T R M
#please share :):):) okey#
Rabu, 15 Juni 2016
Seperti Apa Sih Cara Bersyukur Yang Benar Itu
IMAM Al-Ghazali menjelaskan bahwa cara bersyukur kepada Allah SWT terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Syukur dengan Hati.
Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang kita peroleh, baik besar, kecil, banyak maupun sedikit semata-mata karena anugerah dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah,” (QS. An-Nahl: 53)
Syukur dengan hati dapat mengantar seseorang untuk menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan, betapa pun kecilnya nikmat tersebut. Syukur ini akan melahirkan betapa besarnya kemurahan dan kasih sayang Allah sehingga terucap kalimat tsana’ (pujian) kepada-Nya.
2. Syukur dengan Lisan.
Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari Allah, maka spontan ia akan mengucapkan “Alhamdulillah”(segala puji bagi Allah). Karenanya, apabila ia memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya tetap memuji Allah. Sebab ia yakin dan sadar bahwa orang tersebut hanyalah perantara yang Allah kehendaki untuk “menyampaikan” nikmat itu kepadanya.
“Al” pada kalimat “Alhamdulillah”berfungsi sebagi “istighraq” yang mengandung arti keseluruhan. Sehingga kata alhamdulillah mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah S.W.T, bahkan seluruh pujian harus tertuju dan bermuara kepada-Nya. Oleh karena itu, kita harus mengembalikan segala pujian kepada Allah.
Pada saat kita memuji seseorang karena kebaikannya, hakikat pujian tersebut harus ditujukan kepada Allah S.W.T.
Sebab, Allah adalah Pemilik Segala Kebaikan.
3. Syukur dengan Perbuatan.
Syukur dengan perbuatan mengandung arti bahwa segala nikmat dan kebaikan yang kita terima harus dipergunakan di jalan yang diridhoi-Nya. Misalnya untuk beribadah kepada Allah, membantu orang lain dari kesulitan, dan perbuatan baik lainnya. Nikmat Allah harus kita pergunakan secara proporsional dan tidak berlebihan untuk berbuat kebaikan.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa Allah sangat senang melihat nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya,” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr).
Maksud dari hadits diatas adalah bahwa Allah menyukai hamba yang menampakkan dan mengakui segala nikmat yang dianugerahkan kepadanya. Misalnya: Orang yang kaya hendaknya membagi hartanya untuk zakat, sedekah dan sejenisnya. Orang yang berilmu membagi ilmunya dengan mengajarkannya kepada sesama manusia, memberi nasihat, dsb.
Maksud membagi diatas bukanlah untuk pamer, namun sebagai wujud syukur yang didasaari karena-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur),” (QS. Adh-Dhuha: 11).
4. Menjaga Nikmat dari Kerusakan.
Ketika nikmat dan karunia didapatkan, cobalah untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.Setelah itu, usahakan untuk menjaga nikmat itu dari kerusakan. Misalnya: Ketika kita dianugerahi nikmat kesehatan, kewajiban kita adalah menjaga tubuh untuk tetap sehat dan bugar agar terhindar dari sakit. Demikian pula dengan halnya dengan nikmat iman dan Islam, kita wajib menjaganya dari “kepunahan” yang disebabkan pengingkaran, pemurtadan dan lemahnya iman.
Untuk itu, kita harus senantiasa memupuk iman dan Islam kita dengan shalat, membaca Al-Qur’an, menghadiri majelis-majelistaklim, berdzikir dan berdoa. Kita pun harus membentengi diri dari perbuatan yang merusak iman seperti munafik, ingkar dan kemungkaran.
Intinya setiap nikmat yang Allah berikan harus dijaga dengan sebaik-baiknya.Allah S.W.T menjanjikan akan menambah nikmat jika kita pandai bersyukur, seperti pada firmannya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU), sungguh adzab-Ku sangat pedih,” (QS. Ibrahim: 7
source : fans page fb Rumah Zakat (sumber : islampos.com)
edited by : W T R M
image by : twitter.com and twicys.com
#silahkan bantu dibagikan keteman2 dan saudara2 kita yaa :):):) ok
Azab Tidak Berpuasa Pada Bulan Ramadhan,,,NGERI Brother
RASULULLAH shollallahu alaihi wasallam bersabda, “Ketika aku tertidur, datang 2 orang laki-laki, kemudian keduanya memegang lengan atasku. Kemudian aku dibawa menuju gunung yang sukar dilalui. Kemudian keduanya berkata kepadaku: Naiklah. Hingga aku berada di puncak gunung.
Tiba-tiba (terdengar) suara yang keras. Aku berkata: Suara apa ini? Laki-laki itu berkata: Ini adalah lolongan penduduk neraka. Kemudian berjalanlah (mereka berdua) denganku. Tiba-tiba (nampak) suatu kaum yang digantung (terbalik) pada pergelangan kakinya. Sudut-sudut mulut mereka robek, mengalir darah dari sudut-sudut mulut mereka.
Baca Juga :
Aku berkata: Siapa mereka? Kemudian dikatakan: Mereka ini adalah orang-orang yang berbuka sebelum dihalalkan waktunya (H.R anNasaai, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, alHakim, dan al-Albany)
Al-Imam adz-Dzahaby menyatakan: Di kalangan kaum mukminin telah dimaklumi bahwa barangsiapa yang meninggalkan puasa Ramadhan bukan karena sakit dan bukan karena sebab (udzur yang diperbolehkan syari’i), maka itu lebih buruk dari pezina dan peminum khamr. Bahkan (layak) diragukan keislamannya dan disangka sebagai zindiq dan terlepas (keislamannya)(al-Kabaair karya adz-Dzahaby halaman 64).
Referensi : Ramadhan Bertabur Berkah/Karya: Abu Utsman Kharisman/Penerbit: Pustaka Hudaya
source by : islampos.com
image by : gaulfresh.com
edited by : W T R M
#maka dari itu janganlah kita coba-coba untuk tidak berpuasa dalam ramadhan tanpa ada uzur (halangan) ':(':(
Teka-Teki-nya Imam Al-Ghazali
ADA sebuah cerita mengenai Imam al-Ghazali bersama murid-muridnya, yang ketika itu mereka sedang berkumpul bersama. Dalam perkumpulan mereka, Imam al-Ghazali melontarkan beberapa teka teki kepada muridnya.
Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : “Orangtua.”
Murid 2 : “Guru.”
Murid 3 : “Teman.”
Murid 4 : “Kaum kerabat.”
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah ‘mati’. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran: 185).
Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1 : “Negeri Cina.”
Murid 2 : “Bulan.”
Murid 3 : “Matahari.”
Murid 4 : “Bintang-bintang.”
Iman Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah ‘masa lalu’. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu, kita harus menjaga hari ini, hari esok, dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama.”
Baca Juga :
Iman Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
Murid 1 : “Gunung.”
Murid 2 : “Matahari.”
Murid 3 : “Bumi.”
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah ‘hawa nafsu’ (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”
Iman Ghazali : “Apa yang paling berat di dunia?”
Murid 1 : “Baja.”
Murid 2 : “Besi.”
Murid 3 : “Gajah.”
Imam Ghazali : “Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah ‘memegang amanah’ (Surah Al-Ahzab: 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah.”
Imam Ghazali : “Apa yang paling ringan di dunia ini?”
Murid 1 : “Kapas.”
Murid 2 : “Angin.”
Murid 3 : “Debu.”
Murid 4 : “Daun-daun.”
Imam Ghazali : “Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah ‘meninggalkan shalat’. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat.”
Imam Ghazali : “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini?”
Murid- Murid dengan serentak menjawab : “Pedang.”
Imam Ghazali : “Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah ‘lidah manusia’. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.”
sumber : [rika/islampos/zionist-killer]
source by : islampos.com
image by : zonanesia.net
edited by : WTRM
#please share :) :) :) okey
Selasa, 14 Juni 2016
ILMU bermanfaat GAK BACA ntar NYESEL lho !!!
Kiamat menurut Agama islam di tandai dengan beberapa petanda. Kita boleh baca novel sampai beribu2 kali tapi baca ini hanya perlu 5 menit. Kalau udah baca dibantu share yakkk :):):)
- Kemunculan Imam Mahdi
- Kemunculan Dajjal
- Turunnya Nabi Isa (AS)
- Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur
- Pintu pengampunan akan ditutup
- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah dan akan menandai muslim yang sebenar2nya
- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya
- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
- Pemusnahan/runtuhnya Kabah
- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan
- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali
Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"
Kita boleh kirim ribuan bbm mesra, promote, bc yang terlalu penting tapi bila kirim yang berkaitan dengan ibadah mesti berpikir 2x.
Allah swt berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi dari pada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"
Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: Artinya hanya memikirkan duniawi dari pada akhirat.
Kerugian meninggalkn solat:
Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
Asar: Kesihatan mulai terganggu.
Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya': Kedamaian dlm tidur sukar didapatkan.
Sebarkan dengan ikhlas. tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah(sebarkan ilmu walau 1 ayat)
Nasihat Kubur:
1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD
2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan ber SILATURAHIM ..
3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca .. AL-QUR'AN.
4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,
5). Aku yg menyepitmu hingga hancur bilamana tidak Solat, bebaskan sempitan itu dengan SOLAT
6). Aku adalah tempat utk merendammu dg cairan yg sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dgn PUASA..
7). Aku adalah tempat Munkar dan Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"
.
Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikan-lah walau hanya pada 1 orang...
Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa2 saja.
Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat kamu membacanya, ia gelisah.
Saat kamu memahaminya, ia kejang2.
Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan shari-hari, ia stroke.
Trus dan trus baca dan amalkan agar syaitan stroke semuanya juga jantung dan gak bisa goda manusia untuk dijerumuskan ke jalan yang sesat.
Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.
Syaitan berbisik;
"SUdahlaaaaaah tak payah di SEBARKAN, tak penting puuwn, BUANG MASA saja, tak mungkin akan di baca "...
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya puluhan kali ganda .. Yang men-share ini semoga mendapatkan pahala. Semoga menjadi amal. Aamiin
#edited by : WTRM FOKSIA
#apalagi sekarang bulan puasa yuk bagikan :):):) please share ok
#from fb zen suhartadi
#image by : p32n.heck.in
yuk bantu share / membagikannya :)
- Kemunculan Imam Mahdi
- Kemunculan Dajjal
- Turunnya Nabi Isa (AS)
- Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur
- Pintu pengampunan akan ditutup
- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah dan akan menandai muslim yang sebenar2nya
- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya
- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
- Pemusnahan/runtuhnya Kabah
- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan
- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali
Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"
Kita boleh kirim ribuan bbm mesra, promote, bc yang terlalu penting tapi bila kirim yang berkaitan dengan ibadah mesti berpikir 2x.
Allah swt berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi dari pada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"
Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: Artinya hanya memikirkan duniawi dari pada akhirat.
Kerugian meninggalkn solat:
Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
Asar: Kesihatan mulai terganggu.
Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya': Kedamaian dlm tidur sukar didapatkan.
Sebarkan dengan ikhlas. tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah(sebarkan ilmu walau 1 ayat)
Nasihat Kubur:
1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD
2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan ber SILATURAHIM ..
3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca .. AL-QUR'AN.
4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,
5). Aku yg menyepitmu hingga hancur bilamana tidak Solat, bebaskan sempitan itu dengan SOLAT
6). Aku adalah tempat utk merendammu dg cairan yg sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dgn PUASA..
7). Aku adalah tempat Munkar dan Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"
.
Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikan-lah walau hanya pada 1 orang...
Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa2 saja.
Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat kamu membacanya, ia gelisah.
Saat kamu memahaminya, ia kejang2.
Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan shari-hari, ia stroke.
Trus dan trus baca dan amalkan agar syaitan stroke semuanya juga jantung dan gak bisa goda manusia untuk dijerumuskan ke jalan yang sesat.
Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.
Syaitan berbisik;
"SUdahlaaaaaah tak payah di SEBARKAN, tak penting puuwn, BUANG MASA saja, tak mungkin akan di baca "...
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya puluhan kali ganda .. Yang men-share ini semoga mendapatkan pahala. Semoga menjadi amal. Aamiin
#edited by : WTRM FOKSIA
#apalagi sekarang bulan puasa yuk bagikan :):):) please share ok
#from fb zen suhartadi
#image by : p32n.heck.in
yuk bantu share / membagikannya :)
10 Manusia Yang Jasad-nya Tetap Utuh
KETIKA manusia sudah meninggal, ia akan dikubur di dalam kuburan. Di dalam kuburan itu kita akan disiksa bila dosa kita banyak, dan begitu pun sebaliknya, jika amal baik yang kita kumpulkan semasa hidup, maka pahala yang akan menjadi bagian kita. Nah, yang disiksa itu bisa saja mayatnya menjadi busuk. Naudzubillahimin dzalik. Lalu tipikal orang seperti apa sih yang tidak akan membusuk dalam kuburan? Untuk mengetahuinya, ikuti penjelasan berikut:
1. Para nabi-nabi.
2. Para ahli jihad fisabilillah.
3. Para alim ulama yang menegakkan kalimah Allah.
4. Para syuhada yang senantiasa memperjuangkan Islam.
5. Para penghafal Al-Qur’an dan beramal dengan Al-Qur’an.
6. Imam atau pemimpin yang adil dalam menegakan syariat Allah.
7. Tukang adzan yang tidak meminta habuan.
8. Wanita yang mati semasa melahirkan anak serta sentiasa taat pada perintah Allah.
9. Orang mati dibunuh atau dianiaya karena mempertahankan maruah dan agama.
10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jum’at jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman yang sentiasa menjaga hukum agama semasa hidup di atas dunia, (HR. Bukhari Muslim).
Source by : islampos.com
image by : kabar24.bisnis.com
edited by : wtrm foksia14
#pleace share this :):):) ok
Ini nih Sobat Cara Agar Setan dari Kalangan Jin Tidak Dapat Melihat Kita
Al Qur’an menjelaskan, syetan dari kalangan jin bisa melihat manusia sedangkan manusia tidak bisa melihat mereka. Lalu, bagaimana agar jin tidak bisa melihat kita, khususnya ketika kita membuka aurat di rumah? Untungnya Rasulullah telah mengajarkan cara menutup penglihatan jin.
Ayat yang menunjukkan bahwa syetan dari kalangan jin bisa melihat manusia adalah surat Al A’raf ayat 27:
''Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka.”(Qs. Al-A’raf:27)
Ayat ini juga menjadi dalil bahwa manusia tidak bisa melihat jin dalam bentuknya yang asli. Kecuali orang-orang yang dikecualikan seperti Nabi Muhammad dan Nabi Sulaiman.
Nah, cara menutup penglihatan jin agar jin tidak melihat (aurat) kita ketika kita membuka pakaian atau ganti baju, Rasulullah mengajarkannya kepada kita. Beliau bersabda ''Yang bisa menghalangi pandangan mata jin dan aurat anak Adam (manusia) adalah ketika hendak menanggalkan pakaian hendaklah membaca Bismillah”(HR. As Suyuthi, shahih menurut Al Albani)
Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Penghalang antara pandangan mata jin dan aurat anak Adam (manusia) adalah ketika seseorang hendak masuk ke kamar mandi hendaklah membaca Bismillah”(HR. Tirmidzi, shahih menurut Al Albani).
Demikianlah caranya. Sederhana, tidak perlu ritual khusus. Cukup dengan membaca bismillah, sebuah kalimat singkat yang merupakan inti dari penyerahan diri kita kepada Allah, menyandarkan segala perkara gaib kepada Allah dan meminta perlindungan hanya kepada Allah. Hanya dengan membaca bismillah, saat itu kita akan terlindungi dari pandangan mata jin. Hanya dengan membaca bismillah, inilah cara singkat menutup penglihatan jin sehingga tak mampu lagi melihat kita.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Salawat dan salam teruntuk Rasulullah atas segala ajarannya yang mulia.
Source by : [Muchlisin BK/bersamadakwah]
image by : pcnunisel.com
#pleace share :):):)
Siapa ya Wanita Yang Memandikan Jenazah Zainab Putri Rasulullah SAW
UMMU Athiyyah Al-Anshariyah. Bak taburan mutiara, riwayat-riwayat hadits menghiasi kehidupannya. Barangkali, seseorang yang membuka halaman demi halaman kitab-kitab hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menemukan nama seorang wanita yang mulia, Ummu ‘Athiyyah Al-Anshariyyah.
Namanya Nusaibah bintu Al-Harits. Dia lebih dikenal dengan kunyahnya, Ummu ‘Athiyyah. Dia salah seorang wanita Anshar yang masuk Islam dan berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berperang bersama kaum muslimin menghadapi kaum musyrikin, Ummu ‘Athiyyah radhiyallahu ‘anha turut pula terjun dalam medan pertempuran. Tujuh peperangan dia ikuti bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya Perang Khaibar. Dalam peperangan, dia membuat makanan bagi pasukan, mengobati yang terluka, dan merawat yang sakit.
Dia pula yang memandikan jenazah Zainab, putri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ummu ‘Athiyyah menceritakan kejadian waktu itu, “Salah seorang putri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal. Beliau pun menyuruh kami untuk memandikannya.
“Mandikanlah dia dengan basuhan ganjil, tiga, lima, atau lebih dari itu kalau kalian pandang perlu. Mandikan jenazahnya dengan air dicampur daun bidara, dan basuhan yang terakhir dicampur dengan sedikit kapur barus. Kalau sudah selesai, beritahu aku,” kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Baca Juga :
Ketika kami selesai memandikan, kami memberitahu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau memberikan sarungnya pada kami. “Pakaikanlah sarung ini padanya,” kata beliau. Setelah itu, kami menjalin rambut Zainab menjadi tiga jalinan, di sisi kanan dan kiri serta di ubun-ubunnya. Lalu kami letakkan jalinan rambut itu di belakang punggungnya.”
Kisah ini memberikan pelajaran besar bagi kaum muslimin tentang tata cara memandikan jenazah. Banyak sahabat dan ulama tabi’in yang mengambil faedah dari kisah ini.
Ummu ‘Athiyyah pula yang meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika beliau memerintahkan agar para wanita yang sedang haid turut keluar pada hari raya menuju lapangan tempat ditunaikannya shalat ‘Id bersama seluruh kaum muslimin. Juga ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang para wanita sering mengikuti jenazah. Namanya pun tercantum dalam kitab-kitab hadits.
Tak hanya ini ilmu yang diambil oleh Ummu ‘Athiyyah radhiyallahu ‘anha. Bahkan selain mengambil ilmu langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ummu ‘Athiyyah meriwayatkan pula dari ‘Umar ibnul Khaththab. Ilmunya pun diwarisi oleh orang-orang setelahnya, di antaranya Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Muhammad bin Sirin, Hafshah bintu Sirin, dan masih banyak lagi.
Kehidupan Ummu ‘Athiyyah bertabur ilmu dari cahaya nubuwwah. Ummu ‘Athiyyah Al-Anshariyyah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhainya.Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.
Referensi :
– Al-Ishabah, Al-Hafizh Ibnu Hajar (8/437-438)
– Ath-Thabaqatul Kubra, Al-Imam Ibnu Sa’d (10/422-423)
– Siyar A’lamin Nubala`, Al-Imam Adz-Dzahabi (2/318)
– Tahdzibul Kamal, Al-Imam Al-Mizzi (35/315-316).
– Dinukil dari http://www.asysyariah.com, penulis: Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Bintu ‘Imran.
Source by : islampos.com
image by : kerandajenazah.id
#pleace share :):):)
Minggu, 12 Juni 2016
sunnah-sunnah Rasullah SAW pada bulan ramadhan
penceramah : Ustadz Syaidani
judul : Bab Amalan (sunnah-sunnah Rasullah SAW pada bulan ramadhan)
yang penulis tulis dibawah ini merupakan kesimpulan dari agenda rutin LDK FOKSIA POLITEKNIK ATI PADANG yaitu KANTIN (kajian runtin) pada kamis 9 Juni 2016
ketahuilah bahwa takdir kita sudah ditulis 10 rubu tahun sebelum kita dilahirkan.
Sunnah: mencakup aspek dan pola kehidupan nabi saw,,,
sunnah rasulullah saw :
1.mempersiapkan segalanya ketika akan menghadapi bulan ramadhan seperti fisik (menjaga kesehatan), financial (uang untuk berinfaq), lingkungan kita dan lain sebagainya yang akan membuat kita lebih nyaman ketika memasuki bulan ramdhan,
2.Ramadhan merupakan syahrul qur'an,,perbanyak tadarus qur'an (untuk penjelasan kenapa harus perbanyak tadarus, sudah dipostingkan beberapa hari yang lalu, kalau yang belum sempat baca tentang hal ini silahkan kunjungi di FbTIA.yu.tl atau fans page FBnya LDK FOKSIA POLITEKNIK ATI PADANG,
3.iqtiqaf (lakukan pada 10 malam terahir bila tidak bisa 30 malam full ramadhan,,, dengan beribadah kepada allah di masjid dengan tidurnya juga dimasjid, hal ini bertujuan agar ibadah lebih khusuk dan tenang kepada allah swt,,, untuk yang wanita yaitu dengan mencari tempat yang sunyi untuk beribadah Seperti di Kamar,
4.memperbukaan orang yang berpuasa,,,dalam artian sampai kenyang bukan sekerdar memberikan air minum saja (hal ini bertujuan untuk meningkatkan ukhuwah dan do'a dari yang memberi ataupun yang diberi)...
ibadah puasa merupakan ibadah untuk Allah SWT dan Allah SWT-lah akan yang langsung membalas pahalanya (hadist qudsi).
created by : WTRM 14
image by : zulfikardw.blogspot.com and muhdelajogja.sch.id
:):):)
#semoga yang belum berkesempatan hadir kantin, kedepannya bisa hadir dan sama-sama mendengarkan tausiah
judul : Bab Amalan (sunnah-sunnah Rasullah SAW pada bulan ramadhan)
yang penulis tulis dibawah ini merupakan kesimpulan dari agenda rutin LDK FOKSIA POLITEKNIK ATI PADANG yaitu KANTIN (kajian runtin) pada kamis 9 Juni 2016
ketahuilah bahwa takdir kita sudah ditulis 10 rubu tahun sebelum kita dilahirkan.
Sunnah: mencakup aspek dan pola kehidupan nabi saw,,,
sunnah rasulullah saw :
1.mempersiapkan segalanya ketika akan menghadapi bulan ramadhan seperti fisik (menjaga kesehatan), financial (uang untuk berinfaq), lingkungan kita dan lain sebagainya yang akan membuat kita lebih nyaman ketika memasuki bulan ramdhan,
2.Ramadhan merupakan syahrul qur'an,,perbanyak tadarus qur'an (untuk penjelasan kenapa harus perbanyak tadarus, sudah dipostingkan beberapa hari yang lalu, kalau yang belum sempat baca tentang hal ini silahkan kunjungi di FbTIA.yu.tl atau fans page FBnya LDK FOKSIA POLITEKNIK ATI PADANG,
3.iqtiqaf (lakukan pada 10 malam terahir bila tidak bisa 30 malam full ramadhan,,, dengan beribadah kepada allah di masjid dengan tidurnya juga dimasjid, hal ini bertujuan agar ibadah lebih khusuk dan tenang kepada allah swt,,, untuk yang wanita yaitu dengan mencari tempat yang sunyi untuk beribadah Seperti di Kamar,
4.memperbukaan orang yang berpuasa,,,dalam artian sampai kenyang bukan sekerdar memberikan air minum saja (hal ini bertujuan untuk meningkatkan ukhuwah dan do'a dari yang memberi ataupun yang diberi)...
ibadah puasa merupakan ibadah untuk Allah SWT dan Allah SWT-lah akan yang langsung membalas pahalanya (hadist qudsi).
created by : WTRM 14
image by : zulfikardw.blogspot.com and muhdelajogja.sch.id
:):):)
#semoga yang belum berkesempatan hadir kantin, kedepannya bisa hadir dan sama-sama mendengarkan tausiah
Sabtu, 11 Juni 2016
Yuk Saudariku Contoh-lah Asma Binti Yazid
bismillahirrahmanirrahim
ASMA binti Yazid seorang sahabiyah Anshar dari Suku Aus, kabilah Bani Abdul Asyhal. Ia masih keponakan Muadz bin Jabal, putri dari saudara sepupunya, Yazid bin Sakan. Ketika berba’iat memeluk Islam, ia mengenakan dua gelang emas yang cukup besar. Nabi SAW bersabda kepadanya, “Wahai Asma, lemparkanlah kedua gelang itu! Tidakkah engkau takut jika Allah akan memakaikan dua gelang api neraka di tanganmu?”
Asma segera melepaskan keduanya, dan diserahkan kepada Nabi SAW untuk digunakan di jalan Allah.
Asma binti Yazid al Anshari RA pernah menghadap Nabi SAW untuk membawa keluhan kaum muslimah berkaitan dengan amaliah mereka. Mereka berpendapat bahwa kesibukan mereka mengurus anak dan suami serta tugas-tugas rumah tangga lainnya, nilai pahalanya begitu kecil dibanding dengan amalan kaum lelaki seperti shalat berjamaah, shalat Jum’at, mengantar jenazah dan lain-lain, terutama dibandingkan dengan jihad fi sabilillah, berjuang menegakkan dan membela agama Allah.
Nabi SAW mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh Asma, kemudian beliau berpaling kepada para sahabat, dan berkata,”Wahai sahabat-sahabatku, pernahkan engkau dengar suatu pertanyaan yang lebih baik daripada pertanyaan wanita ini?”
“Wahai Rasulullah,” kata para sahabat, “Kami tidak menyangka seorang wanita bisa bertanya seperti itu!”
Nabi SAW berpaling lagi pada Asma dan bersabda,”Katakanlah kepada wanita-wanita muslimah yang mengutusmu, bahwa jika mereka berbuat baik kepada suaminya dan selalu menaatinya, melayaninya dengan baik dan selalu berusaha membuat mereka gembira, maka itu sangatlah berharga, dan mereka memperoleh pahala sama besarnya dengan pahala kaum lelaki.”
Mendengar penjelasan Nabi SAW, Asma begitu gembira dan ia segera kembali menemui mereka untuk mengabarkan hal yang menggembirakan para wanita tersebut.
Asma dan beberapa wanita muslimah lainnya seringkali ikut terjun ke medan pertempuran, tentunya mereka berada di garis belakang untuk memberikan minuman dan juga mengobati mereka yang terluka, termasuk juga mengobarkan semangat para mujahidin. Tetapi dalam perang Yarmuk di masa Khalifah Umar bin Khaththab, Asma tidak cukup sabar berada di garis belakang. Ia melihat gelombang pasukan Romawi begitu besarnya, sehingga ia terbawa arus untuk ikut menyerang mereka. Ia tidak memperoleh apa-apa sebagai senjata, maka ia mengambil salah satu tiang penyangga tendanya dan mulai menyerang musuh. Dengan senjatanya itu ia berhasil membunuh sembilan orang tentara Romawi, walau tak urung ia juga memperoleh luka-luka yang parah di sekujur tubuhnya. Tetapi akhirnya ia sembuh dari luka-lukanya tersebut.
Referensi:101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar
source by : islampos.com
image by : soniazone.wordpress.com
semoga bermanfaat aamiin :):):)
Galaunya Kita Kini vs Galaunya Sahabat Nabi
Bukan niatnya untuk menjadi orang yang tak berdosa, tapi niat berbagi untuk saling sama-sama kita renungkan. Mohon maaf sebelumnya bila ada salah dan khilaf, mari sama-sama kepada allah swt kita beristighfar.
UMAT Muslim saat ini, terutama yang belum menikah sering sekali galau dan galaunya itu dijadikan status di facebook atau twitter. Urusannya gak jauh-jauh dari cinta terhadap lawan jenis yang belum halal. Beda sekali dengan sahabat Nabi.
“Ya itu kan sahabat, jauhlah sama kita” biasanya ada yang komentar begitu kalau saya menulis tentang sahabat. Helooooo! Kalau tidak mau menyamai mereka Radiyallahu Anhu, mengapa menginginkan surga yang sama?
Sahabat Ka’ab Bin Malik galau selama 50 hari, khawatir soal dosa. Khawatir soal dirinya diampuni Allah atau tidak. Bukan soal-soal remeh temeh.
Umar bin Khattab ketika menjadi khalifah, galau karena ada rakyatnya yang memasak batu saking miskinnya, lalu menaruh beban karung gandum di pundaknya sendiri.
Tsa’labah bin Abdurrahman RA pernah secara tidak sengaja melihat wanita Anshar yang mandi. Ia merasa sangat berdosa, malu kepada Nabi dan mengasingkan diri ke gunung selama 40 hari. Ia terus menerus minta ampun kepada Allah. Sedangkan kita? Setiap hari, wanita di sekeliling kita mengumbar aurat ada di mana-mana. Di kantor, di Mall, di televisi, di mana-mana. Apakah kita meminta ampun kepada Allah?
Nabi Muhammad merasa kehilangan dia. Sampai Allah menunjukkan gunung tempat bersembunyinya. Nabi meminta Umar RA dan Salman RA untuk menjemputnya.
Tsa’labah masih malu, dia mau ke Madinah kalau Nabi sedang sholat sehingga dianggap tidak menyadari kedatangannya. Iapun sampai sakit keras karena galau takut akan dosanya melihat wanita mandi, walupun tak sengaja.
Sebelum sakit Nabi SAW memberikan amalan buatnya supaya dosanya diampuni berupa bacaan Al Qur’an “ …Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”. (al-Baqarah : 201). Sebuah do’a yang mudah dan sering kita ulang-ulang yaitu Robbana Atina Fid DUnya Hasanah wa fil akhiroti hasanah. Waqina adzaabannaar.”
Tsa’labah sakit keras selama 8 hari, karena khawatir akan dosanya. Bagaimana dengan kita? tiap hari berbuat dosa apakah kita merasa bersalah. Kebanyakan tidak. Nabi Muhammad SAW saja yang dijamin masuk uorga istighfar 70 kali sehari dalam riwayat lain dikatakan 100 kali sehari. Kita berapa kali?
Begitulah seharusnya. Mestinya kita galau bukannya urusan duit, urusan lawan jenis, urusan dunia lah. Mestinya kita galau urusan dosa, urusan ibadah, urusan akherat, begitulah muslim yang baik.
Rasulullahpun menjenguknya. Rasulullah memangku Tsa’labah di pangkuannya.
Tapi ia menggeser kepalanya, “Kepalaku penuh dosa wahai Rasulullah. Aku tidak pantas!”
“Apa yang kamu senangi?”
“Ampunan Allah.”
Jabir bin Abdullah RA meriwayatkan sebuah hadits tentang sahabat ini “Ketika itu turunlah Jibril Alaihisallam, mengatakan, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu mengirimkan salam padamu, dan berfirman, ‘JIka hamba-Ku ini menemui-Ku dengan dosa sejengkal tanah, maka Aku akan menemui dengan sejengkal ampunan’.”
Tsa’labah langsung berteriak kegirangan karena mendapat ampunan Allah, tidak lama kemudian ia meninggal. Ketika Rasulullah SAW ke rumah Tsa’labah, Rasulullah merangkak. Para shahabat keheranan. “Mengapa Engkau merangkak wahai Rasulullah?”
Rasulullah SAW menjawab, “Aku tidak bisa berdiri saking banyaknya malaikat yang turun, ta’ziyah kepada Tsa’labah.”
Allahu Akbar.
Wallahu A”lam Bish SHawab.
Source by : islampos.com (oleh Agung Pribadi)
image by : jojomdt.blogspot.com and warkopmbahlalar.com
edited by : WTRM Foksia14
:(:(:(:(:(:(:( ya allah ampunilah dosa kami,,,aamiin
Jumat, 10 Juni 2016
Sebuah Kisah Akal vs Nafsu (diri kitalah pengendalinya)
5 Ramadhan 1437 H / 10 Juni 2016 M
sumber : Khutbah Jum'at Masjid Nurul Yaqin
sebelumnya apa yang penulis tulis ini merupakan kesimpulan dari isi khutbah jum'at masjid nurul yaqin, tabing, padang. Semoga bermanfaat sobat...
Bismillahirrahmanirrahim
mungkin kita sering mendengar pertanyaan katanya setan dibelenggu kok masih ada yang berbuat maksiat dan tidak menjalankan segala perintah dan larangan allah swt dibulan ramadhan bener kan!!!. Namun ketahuilah wahai saudara dan temanku allah menciptakan semua didunia ini berpasang-pasangan. Bila ada malam ada siang, ada langit ada bumi, ada bulan ada matahari, ada laki-laki ada perempuan, ada panas ada dingin, dan bahkan ada surga dan ada juga neraka. Begitulah dengan setan yang dibelnggu ini dimana ia memiliki teman sejoli yang bisa diajak pro aksi atau kerja sama.
Berikut adalah cerita mengenai setan yang akan dibelenggu di bulan ramadhan. Sebelum ramadhan tiba setan berpesan kepada pasangan sejolinya yaitu nafsu, wahai nafsu bulan ramadhan akan tiba, dan aku akan dibelenggu oleh allah swt, dan pada bulan ramadhan semua pintu surga dibuka lebar-lebar dan pintu neraka ditutup rapat-rapat, aku berpesan pada mu wahai nafsu ku sersahkan tanggung jawab menggoda jasad yang kau diami ini kepada mu.
Begitulah pesan setan, bicara tentang nafsu ini juga ada cerita tentang penciptaanya, setelah nafsu diciptakan maka allah swt bertanya ''ma anta wa ma ana''? Artinya siapa kamu dan siapakah saya kata allah swt kepada nafsu,,, lalu nafsu menjawab ''ana ana wa anta anta'' artinya saya saya dan engkau engkau,,, mendengar jawaban nafsu kemudian allah swt memanggil malaikat jibril as untuk memasukan nafsu kedalam neraka jahim selama 1000 tahun, setelah seribu tahun berlalu kemudian nafsu di keluarkan oleh allah swt dari neraka lalu allah bertanya hal yang sama, namun nafsu pun masih menjawab dengan jawaban yang sama...lalu allah swt memerintahkan malaikat jibril as untuk memasukan nafsu kedalam neraka juu' dimana didalam neraka ini nafsu hanya mampu bertahan selama 3 hari karena tidak kuat menahan siksaan lagi, karna dalam neraka juu' ini semakin hari maka semakin lapar. Kemudian allah swt mengeluarkan nafsu dari neraka dan allah swt bertanya kepada nafsu ''ma anta wa ma ana'' nafsu menjawab ''ana ana wa anta rabbi ''. Demekianlah nafsu yang sulit dan membangkang kepada allah swt,,, berbeda dengan akal yang allah ciptakan ketika allah menanyakan hal yang sama seperti yang allah tanyakan kepada nafsu maka akal dengan merendahkan dirinya sebagai seorang hamba allah swt (tawaduk) menjawab yang artinya dalam bahasa indonesia '' aku adalah hamba-mu dan engkau adalah tuhan-ku ''.
Kemudian dalam kitab karangan utsman bin hasan bin ahmad asy-syaakir alkhhaubawiyi yang merupakan seorang ulama pada abad XIII H juga menceritakan kisah diatas (source by fans page fb kisah nabi dan para sahabat).
Maka dari itu jangan heran bila dibulan puasa masih ada yang melanggar perintah allah swt, karena dirinya tak mampu mengendalikan akalnya untuk mengendalikan nafsunya, sehingga nafsulah yang mengendalikan dirinya untuk menjauhi perintah allah swt. Bukan akal yang mengendalikannya itulah allah swt mengapa juga ciptakan akal supaya mampu untuk mengendalikan nafsu kita dengan cara berfikir yang benar.
Itulah ayoo yang hari ini masih rasanya terkendalikan oleh nafsunya yukk beristighfar mahon ampun kepada allah swt, dan yang penting juga mari kita saling mengingatkan dalam kebaikan dengan rasa penuh kesabaran, aamiin.
#mohon maaf bila ada salah dan kekhilafan kepada allah swt ana mohon ampun,,,astagfirullahal 'azim
#penulis berharap tulisan ini bisa memberikan manfaat kepada kita semua.
:):):):):):):):):):):)
allahuakbar sukron katsiron telah membaca postingan ini,,,yuk like dan share
kemudian ajak temen2 untuk menyukai fans page fb kami di LDK Foksia Politeknik ATI Padang.
Image by : nurulilmi.org
sumber : Khutbah Jum'at Masjid Nurul Yaqin
sebelumnya apa yang penulis tulis ini merupakan kesimpulan dari isi khutbah jum'at masjid nurul yaqin, tabing, padang. Semoga bermanfaat sobat...
Bismillahirrahmanirrahim
mungkin kita sering mendengar pertanyaan katanya setan dibelenggu kok masih ada yang berbuat maksiat dan tidak menjalankan segala perintah dan larangan allah swt dibulan ramadhan bener kan!!!. Namun ketahuilah wahai saudara dan temanku allah menciptakan semua didunia ini berpasang-pasangan. Bila ada malam ada siang, ada langit ada bumi, ada bulan ada matahari, ada laki-laki ada perempuan, ada panas ada dingin, dan bahkan ada surga dan ada juga neraka. Begitulah dengan setan yang dibelnggu ini dimana ia memiliki teman sejoli yang bisa diajak pro aksi atau kerja sama.
Berikut adalah cerita mengenai setan yang akan dibelenggu di bulan ramadhan. Sebelum ramadhan tiba setan berpesan kepada pasangan sejolinya yaitu nafsu, wahai nafsu bulan ramadhan akan tiba, dan aku akan dibelenggu oleh allah swt, dan pada bulan ramadhan semua pintu surga dibuka lebar-lebar dan pintu neraka ditutup rapat-rapat, aku berpesan pada mu wahai nafsu ku sersahkan tanggung jawab menggoda jasad yang kau diami ini kepada mu.
Begitulah pesan setan, bicara tentang nafsu ini juga ada cerita tentang penciptaanya, setelah nafsu diciptakan maka allah swt bertanya ''ma anta wa ma ana''? Artinya siapa kamu dan siapakah saya kata allah swt kepada nafsu,,, lalu nafsu menjawab ''ana ana wa anta anta'' artinya saya saya dan engkau engkau,,, mendengar jawaban nafsu kemudian allah swt memanggil malaikat jibril as untuk memasukan nafsu kedalam neraka jahim selama 1000 tahun, setelah seribu tahun berlalu kemudian nafsu di keluarkan oleh allah swt dari neraka lalu allah bertanya hal yang sama, namun nafsu pun masih menjawab dengan jawaban yang sama...lalu allah swt memerintahkan malaikat jibril as untuk memasukan nafsu kedalam neraka juu' dimana didalam neraka ini nafsu hanya mampu bertahan selama 3 hari karena tidak kuat menahan siksaan lagi, karna dalam neraka juu' ini semakin hari maka semakin lapar. Kemudian allah swt mengeluarkan nafsu dari neraka dan allah swt bertanya kepada nafsu ''ma anta wa ma ana'' nafsu menjawab ''ana ana wa anta rabbi ''. Demekianlah nafsu yang sulit dan membangkang kepada allah swt,,, berbeda dengan akal yang allah ciptakan ketika allah menanyakan hal yang sama seperti yang allah tanyakan kepada nafsu maka akal dengan merendahkan dirinya sebagai seorang hamba allah swt (tawaduk) menjawab yang artinya dalam bahasa indonesia '' aku adalah hamba-mu dan engkau adalah tuhan-ku ''.
Kemudian dalam kitab karangan utsman bin hasan bin ahmad asy-syaakir alkhhaubawiyi yang merupakan seorang ulama pada abad XIII H juga menceritakan kisah diatas (source by fans page fb kisah nabi dan para sahabat).
Maka dari itu jangan heran bila dibulan puasa masih ada yang melanggar perintah allah swt, karena dirinya tak mampu mengendalikan akalnya untuk mengendalikan nafsunya, sehingga nafsulah yang mengendalikan dirinya untuk menjauhi perintah allah swt. Bukan akal yang mengendalikannya itulah allah swt mengapa juga ciptakan akal supaya mampu untuk mengendalikan nafsu kita dengan cara berfikir yang benar.
Itulah ayoo yang hari ini masih rasanya terkendalikan oleh nafsunya yukk beristighfar mahon ampun kepada allah swt, dan yang penting juga mari kita saling mengingatkan dalam kebaikan dengan rasa penuh kesabaran, aamiin.
#mohon maaf bila ada salah dan kekhilafan kepada allah swt ana mohon ampun,,,astagfirullahal 'azim
#penulis berharap tulisan ini bisa memberikan manfaat kepada kita semua.
:):):):):):):):):):):)
allahuakbar sukron katsiron telah membaca postingan ini,,,yuk like dan share
kemudian ajak temen2 untuk menyukai fans page fb kami di LDK Foksia Politeknik ATI Padang.
Image by : nurulilmi.org
Kamis, 09 Juni 2016
Kenapa Kita Harus Banyak Baca Al-Qur'an Dibulan Ramadhan
Assalammu'alaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
BULAN Ramadhan adalah bulan Al-Quran.
Karena pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan dari lauhul mahfuz ke langit dunia secara sekaligus, lalu dari langit dunia di turunkan ke bumi secara berangsur-angsur dan diterima oleh nabi Muhammad saw. Allah berfirman:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil),” (Al-Baqarah: 185).
Bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kemuliaan dan kekuatan bagi umat Islam. Melalui Al-Qur’anlah manusia mendapatkan kemuliaannya dan menemukan kebahagiaannya; baik di dunia maupun di akhirat. Adapun bentuk kemuliaan yang terpancar dari Al-Qur’an sangatlah jelas dan gamblang; karena ia sebagai kitab yang disucikan dan kitab yang dimuliakan, seperti yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya : “Dan demi Al-Qur’an yang Mulia,” (Qaf:1).
Allah juga berfirman: “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10).
Adapun silsilah kemuliaan yang terpancar dari Al-Qur’an itu sendiri dapat kita temukan melalui beberapa hal berikut;
1. Bahwa Zat yang menurunkan Al-Qur’an adalah Zat Paling Mulia yaitu Allah SWT;
2. Manusia pertama yang menerima Al-Qur’an adalah sosok paling mulia, berpredikat sayyidul anbiya wal atqiya (penghulu para nabi dan orang-orang bertaqwa), bahkan beliau juga sebagai sosok yang paling mulia dari para nabi dan para rasul serta seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini sehingga wajar beliau dijuluki dengan khairul basyariyah (sebaik-baik manusia) yaitu Nabi Muhammad saw;
3. Tempat diturunkannya Al-Qur’an adalah tempat yang paling mulia di muka bumi ini, yang diberi julukan sebagai tanah haram (tanah yang disucikan), dan sebagai ummul qura (yaitu Makkah Al-Mukarramah.
4. Bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an adalah bulan yang paling mulia; yaitu bulan Ramadhan yang memiliki julukan sayyidus syuhur (penghulu bulan)
5. Waktu diturunkannya Al-Qur’an juga merupakan waktu yang paling mulia disisi Allah SWT yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan) seperti yang disebutkan dalam surat Al-Qadar: ayat 1-5; yaitu kemuliaan dan lailatul mubarakah (malam penuh keberkahan) seperti yang difirmankan Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 3, dan menjadi malam yang sangat mulia yang disebut dengan lailatul qadar (malam kemuliaan) dan malam seribu bulan.
Oleh karena itu, setiap hamba Allah (umat Islam) yang ingin mendapatkan kemuliaan di sisi Allah, maka harus banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an; baik dengan membaca, memahami, menyimak, mentadabburkan, menghafal dan mengamalkan kandungan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, serta mengajarkannya kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mau mengajarkannya”.(Bukhari dan Ashabus sunan)
Dan Allah SWT juga berfirman: “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10).
Di sinilah letak kebahagiaan yang dapat diperoleh setiap hamba ketika mendapat kesempatan mengarungi kehidupan di bulan Ramadhan; selain puasa, qiyamulail lail, juga tadarrus Al-Qur’an, yang merupakan sumber kemuliaan Islam dan umatnya.
Adapun puncak kebahagiaan yang akan diraih bagi siapa yang membaca Al-Qur’an dapat kita simpulkan beberapa hal berikut;
1. Mendapatkan syafaat di yaumil akhir.
Nabi saw bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi yang membacanya pada hari kiamat”. (Muslim)
2. Dilipat gandakannya pahala sepuluh kali lipat.
Sebagaimana hadits nabi saw: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran, dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak katakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim adalah satu huruf”. (Tirmidzi).
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra. berkata : Rasulullah saw bersabda : “Bagi siapa yang membaca Al-Quran dengan mahir maka ganjarannya akan didudukkan bersama para malaikat yang mulia dan baik, dan bagi siapa yang membaca Al-Quran namun terbata-bata di dalamnya dan terasa berat atasnya maka baginya dua ganjaran”. (Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i)
3. Sebaik-baik manusia adalah yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Tirmidzi, Nasa’I dan Abu Daud dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Perumpamaan orang mu’min yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah : baunya wangi dan rasanya enak –manis-, dan perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Quran seperti buah Tamr –Korma- tidak memiliki bau namun rasanya manis, dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran seperti Raihanah –parfum- baunya wangi namun rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seperti buah handzolah : tidak ada bau dan rasanya pahit…”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan Nasa’i dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya perumpamaan penghafal Al-Quran seperti pemilik seekor unta yang ditambatkan, jika dia mengikatnya maka dia tidak akan lepas dan pergi, namun jika dia melepas ikatannya maka dia akan pergi…” dan ditambahkan oleh imam Muslim : “Dan jika penghafal Al-Quran membaca dan menikmati kandungannya, maka dia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepadanya.”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An-Nawas bin Sam’an berkata : Saya mendengar ra. Rasulullah saw bersabda : “Akan didatangkan pada hari Kiamat dengan Al-Quran dan orang-orang yang mengamalkannya di dunia terutama –yang mengamalkan- surat Al-Baqarah dan Ali Imran dan Rasulullah saw memberikan tiga contoh yang tidak terlupakan setelahnya, dia berkata sekan keduanya dua awan atau dua payung hitam diantara keduanya cahaya atau seakan keduanya dua sayap dari burung yang berbulu yang keduanya akan memberi hujjah –pembelaan- bagi peiliknya (membaca dan mengamalkannya).”
Baca Juga :
4. Diangkatnya derajat satu kaum. Suatu kaum akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT karena interaksi dengan Al-Qur’an Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum melalui Kitab ini –Al-Quran- dan merendahkan yang lainnya..”.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash ra. dari Nabi saw bersabda : “Akan dikatakan kepada siapa yang membaca Al-Quran : Bacalah dan lemah lembutnya, bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu dengan yang lainnya terdapat pada satu ayat yang kamu baca…”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. dari Nabi saw bersabda : “Tidak boleh ada Hasad –dengki- kecuali pada dua hal : kepada seseorang yang diberi oleh Allah Al-Quran lalu ia mengamalkannya sepanjang malam dan siang hari, dan kepada seseorang yang Allah anugerahkan kepadanya harta dan ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang hari…”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “…Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah –Al-Quran-, dan saling mengajarkannya di antara mereka kecuali turun di tengah-tengah mereka ketenteraman, dinaungi rahmat dan dikelilingi para malaikat serta Allah SWT menyebut-nyebut mereka kepada siapa yang berada di sisi-Nya.”
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Jabir bin Abdullah ra. Berkata: Rasulullah saw bersabda : “Bacalah Al-Quran, karena semuanya banyak mengandung kebaikan.” Nabi juga bersabda: “Ibadah yang paling utama bagi umatku ialah membaca Al-Quran”. (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Fadha’ilul-Quran).
Di dalam sebuah hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, oleh karena itu hendaklah kamu menyebutnya dengan kekuatan yang kamu mampu menyebutnya. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali Allah, cahaya yang terang benderang dan penawar yang berguna. Penjaga kepada siapa yang berpegang kepadanya, jaminan kejayaan bagi yang mengikutinya. Ia tidak salah yang menyebabkan ia tercela, ia tidak bengkok yang menyebabkan ia perlu dibetulkan, keajaibannya tidak kunjung habis dan ia tidak menjadi cacat sekalipun banyak (kandungannya) ditolak orang. Bacalah Al-Quran karena Allah akan memberi ganjaran ke atas setiap huruf dari bacaanmu dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan kepadamu Alif, Lam, Mim itu satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Al-Hakim).
Dalam satu wasiat kepada Abu Zar Rasulullah berkata: “Kamu wajib melazimkan dirimu membaca Al-Quran karena ia adalah cahaya untuk kamu di bumi dan perbendaharaan untuk di langit.” (Ibnu Hibban).
Karena itulah membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan merupakan aktivitas yang harus di giatkan dan diperbanyak; baik pagi, siang atau malam hari. Dan Menjadikannya sebagai wirid harian. Paling tidak ada 3 wirid harian Qur’ani yang dapat dilakukan, guna mendapatkan julukan sebagai ahlul Qur’an dan mendapatkan al-karamah (kemuliaan) was sa’adah (kebahagiaan) melalui Al-Qur’an, serta kelak mendapatkan syafaat pada hari kiamat.
Rasulullah saw bersabda: “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafaat karena ku”. Al-Qur’an pun berkata : “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafaat karena ku” Rasulullah saw bersabda : Maka keduanya akan memberi syafaat” (Ahmad, Hakim, Abu Nu’aim; sanadnya Hasan)
Wirid Pertama : Wirid Dalam Membaca Membaca Al-Quran sesuai dengan adab-adabnya, kaidah-kaidahnya serta sunnah-sunnahnya, dan membacanya tidak kurang dari satu juz Al-Quran setiap hari, sehingga bisa mengkhatamkan Al-Quran setiap bulan satu kali, -sebagai batasan terendah yang ditetapkan oleh Rasulullah saw kepada pembaca Al-Quran- atau dapat lebih bagi yang ingin mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan lebih banyak lagi, apalagi pada bulan yang penuh berkah ini.
Wirid Kedua : Wirid Menghafal Yaitu berusaha menghafal Al-Quran setiap hari satu ayat atau dua atau tiga ayat, lalu mengulangi hafalannya dan memperbaikinya setiap hari, sehingga waktu yang berjalan beberapa tahun dapat menghafal Al-Quran secara keseluruhan dengan baik dan benar, memang sulit untuk mampu menghafal Al-Qur’an secara keseluruhan, selain banyak rintangan, cobaan, gangguan, juga karena faktor azam (kesungguhan) dalam jiwa seseorang, sehingga kesulitan untuk menghafal Al-Qur’an.
Wirid Ketiga : Wirid Tadabbur Yaitu dengan melakukan langkah-langkah yang terprogram; menerapkan program setiap hari satu ayat, dua , atau tiga ayat atau lebih dari itu. Berusaha untuk hidup dengannya dalam dirinya atau anggota tubuhnya. Dan dengan demikian, waktu-waktunya akan selalu dilewati dengan mentadabburkan Al-Qur’an, sehingga dalam beberapa tahun lamanya akan mampu mengkhatamkannya, khususnya dalam mentadabburkan Al-Quran, berinteraksi dengannya, menafsirkannya, memahaminya dan menguasainya. Marilah kita jadikan membaca Al-Qur’an bagian untuk meraih jutaan kebaikan, kemuliaan dan kebahagiaan. Imam At-Tirmidzi dalam hadits Hasan Shahih dari Abdullah bin Mas’ud ra.
Meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran, dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak katakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim adalah satu huruf,” (Tirmidzi).
Sederhananya kita bisa katakan: Satu juz Al-Qur’an kira-kira berjumlah 7000 huruf; 1 huruf dikalikan dengan 10 kebaikan x pahala 70 kewajiban = 4.900.000 (empat juta sembilan ratus ribu) kebaikan. kita bisa membaca satu juz paling lama kira-kira 40 menit. Jika kita mampu mengkhatamkan Al-Qur’an satu kali saja di bulan Ramadhan, maka biidznillah kita bisa meraih 147 juta kebaikan. Dan jika kita mampu mengkhatamkan tiga kali, 147 x 3 = 441 juta kebaikan. Sungguh, Allah swt. akan melipat-gandakan pahala kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, berlipat-lipat.
Source by : (islampos/ramadhan-ramadhan)
image by : WTRM foksia14
:):):)
Bismillahirrahmanirrahim
BULAN Ramadhan adalah bulan Al-Quran.
Karena pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan dari lauhul mahfuz ke langit dunia secara sekaligus, lalu dari langit dunia di turunkan ke bumi secara berangsur-angsur dan diterima oleh nabi Muhammad saw. Allah berfirman:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil),” (Al-Baqarah: 185).
Bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kemuliaan dan kekuatan bagi umat Islam. Melalui Al-Qur’anlah manusia mendapatkan kemuliaannya dan menemukan kebahagiaannya; baik di dunia maupun di akhirat. Adapun bentuk kemuliaan yang terpancar dari Al-Qur’an sangatlah jelas dan gamblang; karena ia sebagai kitab yang disucikan dan kitab yang dimuliakan, seperti yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya : “Dan demi Al-Qur’an yang Mulia,” (Qaf:1).
Allah juga berfirman: “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10).
Adapun silsilah kemuliaan yang terpancar dari Al-Qur’an itu sendiri dapat kita temukan melalui beberapa hal berikut;
1. Bahwa Zat yang menurunkan Al-Qur’an adalah Zat Paling Mulia yaitu Allah SWT;
2. Manusia pertama yang menerima Al-Qur’an adalah sosok paling mulia, berpredikat sayyidul anbiya wal atqiya (penghulu para nabi dan orang-orang bertaqwa), bahkan beliau juga sebagai sosok yang paling mulia dari para nabi dan para rasul serta seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini sehingga wajar beliau dijuluki dengan khairul basyariyah (sebaik-baik manusia) yaitu Nabi Muhammad saw;
3. Tempat diturunkannya Al-Qur’an adalah tempat yang paling mulia di muka bumi ini, yang diberi julukan sebagai tanah haram (tanah yang disucikan), dan sebagai ummul qura (yaitu Makkah Al-Mukarramah.
4. Bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an adalah bulan yang paling mulia; yaitu bulan Ramadhan yang memiliki julukan sayyidus syuhur (penghulu bulan)
5. Waktu diturunkannya Al-Qur’an juga merupakan waktu yang paling mulia disisi Allah SWT yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan) seperti yang disebutkan dalam surat Al-Qadar: ayat 1-5; yaitu kemuliaan dan lailatul mubarakah (malam penuh keberkahan) seperti yang difirmankan Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 3, dan menjadi malam yang sangat mulia yang disebut dengan lailatul qadar (malam kemuliaan) dan malam seribu bulan.
Oleh karena itu, setiap hamba Allah (umat Islam) yang ingin mendapatkan kemuliaan di sisi Allah, maka harus banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an; baik dengan membaca, memahami, menyimak, mentadabburkan, menghafal dan mengamalkan kandungan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, serta mengajarkannya kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mau mengajarkannya”.(Bukhari dan Ashabus sunan)
Dan Allah SWT juga berfirman: “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10).
Di sinilah letak kebahagiaan yang dapat diperoleh setiap hamba ketika mendapat kesempatan mengarungi kehidupan di bulan Ramadhan; selain puasa, qiyamulail lail, juga tadarrus Al-Qur’an, yang merupakan sumber kemuliaan Islam dan umatnya.
Adapun puncak kebahagiaan yang akan diraih bagi siapa yang membaca Al-Qur’an dapat kita simpulkan beberapa hal berikut;
1. Mendapatkan syafaat di yaumil akhir.
Nabi saw bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi yang membacanya pada hari kiamat”. (Muslim)
2. Dilipat gandakannya pahala sepuluh kali lipat.
Sebagaimana hadits nabi saw: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran, dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak katakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim adalah satu huruf”. (Tirmidzi).
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra. berkata : Rasulullah saw bersabda : “Bagi siapa yang membaca Al-Quran dengan mahir maka ganjarannya akan didudukkan bersama para malaikat yang mulia dan baik, dan bagi siapa yang membaca Al-Quran namun terbata-bata di dalamnya dan terasa berat atasnya maka baginya dua ganjaran”. (Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i)
3. Sebaik-baik manusia adalah yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Tirmidzi, Nasa’I dan Abu Daud dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Perumpamaan orang mu’min yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah : baunya wangi dan rasanya enak –manis-, dan perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Quran seperti buah Tamr –Korma- tidak memiliki bau namun rasanya manis, dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran seperti Raihanah –parfum- baunya wangi namun rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seperti buah handzolah : tidak ada bau dan rasanya pahit…”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan Nasa’i dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya perumpamaan penghafal Al-Quran seperti pemilik seekor unta yang ditambatkan, jika dia mengikatnya maka dia tidak akan lepas dan pergi, namun jika dia melepas ikatannya maka dia akan pergi…” dan ditambahkan oleh imam Muslim : “Dan jika penghafal Al-Quran membaca dan menikmati kandungannya, maka dia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepadanya.”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An-Nawas bin Sam’an berkata : Saya mendengar ra. Rasulullah saw bersabda : “Akan didatangkan pada hari Kiamat dengan Al-Quran dan orang-orang yang mengamalkannya di dunia terutama –yang mengamalkan- surat Al-Baqarah dan Ali Imran dan Rasulullah saw memberikan tiga contoh yang tidak terlupakan setelahnya, dia berkata sekan keduanya dua awan atau dua payung hitam diantara keduanya cahaya atau seakan keduanya dua sayap dari burung yang berbulu yang keduanya akan memberi hujjah –pembelaan- bagi peiliknya (membaca dan mengamalkannya).”
Baca Juga :
4. Diangkatnya derajat satu kaum. Suatu kaum akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT karena interaksi dengan Al-Qur’an Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum melalui Kitab ini –Al-Quran- dan merendahkan yang lainnya..”.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash ra. dari Nabi saw bersabda : “Akan dikatakan kepada siapa yang membaca Al-Quran : Bacalah dan lemah lembutnya, bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu dengan yang lainnya terdapat pada satu ayat yang kamu baca…”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. dari Nabi saw bersabda : “Tidak boleh ada Hasad –dengki- kecuali pada dua hal : kepada seseorang yang diberi oleh Allah Al-Quran lalu ia mengamalkannya sepanjang malam dan siang hari, dan kepada seseorang yang Allah anugerahkan kepadanya harta dan ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang hari…”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “…Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah –Al-Quran-, dan saling mengajarkannya di antara mereka kecuali turun di tengah-tengah mereka ketenteraman, dinaungi rahmat dan dikelilingi para malaikat serta Allah SWT menyebut-nyebut mereka kepada siapa yang berada di sisi-Nya.”
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Jabir bin Abdullah ra. Berkata: Rasulullah saw bersabda : “Bacalah Al-Quran, karena semuanya banyak mengandung kebaikan.” Nabi juga bersabda: “Ibadah yang paling utama bagi umatku ialah membaca Al-Quran”. (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Fadha’ilul-Quran).
Di dalam sebuah hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, oleh karena itu hendaklah kamu menyebutnya dengan kekuatan yang kamu mampu menyebutnya. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali Allah, cahaya yang terang benderang dan penawar yang berguna. Penjaga kepada siapa yang berpegang kepadanya, jaminan kejayaan bagi yang mengikutinya. Ia tidak salah yang menyebabkan ia tercela, ia tidak bengkok yang menyebabkan ia perlu dibetulkan, keajaibannya tidak kunjung habis dan ia tidak menjadi cacat sekalipun banyak (kandungannya) ditolak orang. Bacalah Al-Quran karena Allah akan memberi ganjaran ke atas setiap huruf dari bacaanmu dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan kepadamu Alif, Lam, Mim itu satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Al-Hakim).
Dalam satu wasiat kepada Abu Zar Rasulullah berkata: “Kamu wajib melazimkan dirimu membaca Al-Quran karena ia adalah cahaya untuk kamu di bumi dan perbendaharaan untuk di langit.” (Ibnu Hibban).
Karena itulah membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan merupakan aktivitas yang harus di giatkan dan diperbanyak; baik pagi, siang atau malam hari. Dan Menjadikannya sebagai wirid harian. Paling tidak ada 3 wirid harian Qur’ani yang dapat dilakukan, guna mendapatkan julukan sebagai ahlul Qur’an dan mendapatkan al-karamah (kemuliaan) was sa’adah (kebahagiaan) melalui Al-Qur’an, serta kelak mendapatkan syafaat pada hari kiamat.
Rasulullah saw bersabda: “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafaat karena ku”. Al-Qur’an pun berkata : “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafaat karena ku” Rasulullah saw bersabda : Maka keduanya akan memberi syafaat” (Ahmad, Hakim, Abu Nu’aim; sanadnya Hasan)
Wirid Pertama : Wirid Dalam Membaca Membaca Al-Quran sesuai dengan adab-adabnya, kaidah-kaidahnya serta sunnah-sunnahnya, dan membacanya tidak kurang dari satu juz Al-Quran setiap hari, sehingga bisa mengkhatamkan Al-Quran setiap bulan satu kali, -sebagai batasan terendah yang ditetapkan oleh Rasulullah saw kepada pembaca Al-Quran- atau dapat lebih bagi yang ingin mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan lebih banyak lagi, apalagi pada bulan yang penuh berkah ini.
Wirid Kedua : Wirid Menghafal Yaitu berusaha menghafal Al-Quran setiap hari satu ayat atau dua atau tiga ayat, lalu mengulangi hafalannya dan memperbaikinya setiap hari, sehingga waktu yang berjalan beberapa tahun dapat menghafal Al-Quran secara keseluruhan dengan baik dan benar, memang sulit untuk mampu menghafal Al-Qur’an secara keseluruhan, selain banyak rintangan, cobaan, gangguan, juga karena faktor azam (kesungguhan) dalam jiwa seseorang, sehingga kesulitan untuk menghafal Al-Qur’an.
Wirid Ketiga : Wirid Tadabbur Yaitu dengan melakukan langkah-langkah yang terprogram; menerapkan program setiap hari satu ayat, dua , atau tiga ayat atau lebih dari itu. Berusaha untuk hidup dengannya dalam dirinya atau anggota tubuhnya. Dan dengan demikian, waktu-waktunya akan selalu dilewati dengan mentadabburkan Al-Qur’an, sehingga dalam beberapa tahun lamanya akan mampu mengkhatamkannya, khususnya dalam mentadabburkan Al-Quran, berinteraksi dengannya, menafsirkannya, memahaminya dan menguasainya. Marilah kita jadikan membaca Al-Qur’an bagian untuk meraih jutaan kebaikan, kemuliaan dan kebahagiaan. Imam At-Tirmidzi dalam hadits Hasan Shahih dari Abdullah bin Mas’ud ra.
Meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran, dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak katakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim adalah satu huruf,” (Tirmidzi).
Sederhananya kita bisa katakan: Satu juz Al-Qur’an kira-kira berjumlah 7000 huruf; 1 huruf dikalikan dengan 10 kebaikan x pahala 70 kewajiban = 4.900.000 (empat juta sembilan ratus ribu) kebaikan. kita bisa membaca satu juz paling lama kira-kira 40 menit. Jika kita mampu mengkhatamkan Al-Qur’an satu kali saja di bulan Ramadhan, maka biidznillah kita bisa meraih 147 juta kebaikan. Dan jika kita mampu mengkhatamkan tiga kali, 147 x 3 = 441 juta kebaikan. Sungguh, Allah swt. akan melipat-gandakan pahala kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, berlipat-lipat.
Source by : (islampos/ramadhan-ramadhan)
image by : WTRM foksia14
:):):)
Selasa, 07 Juni 2016
Motivasi Agar Kita Bergegas Mendatangi Seruan Adzan
bismillahirrahmanirrahim
assalammu'alaikum,,, ayo kita baca mudah-mudahan semakin rajin ibadah aamiin,,,
ayo rebutan untuk adzan karena termasuk syiar islam
bagaimana kabar iman kita hari ini??? Semoga dalam lindungan allah swt...aamiin.
Salah satu hal yang membuat kita bersemangat untuk melakukan amal shalih adalah pengetahuan tentang manfaat yang terkandung di dalamnya. Semangat itu semakin besar saat kita berhasil menumbuhkan rasa cinta hingga dasarnya bukan lagi karena manfaat atau kurang manfaat.
Sebaliknya, saat tidak memiliki pengetahuan tentang manfaat suatu amal, hendak mengerjakan pun rasanya sangat berat. Tidak ada motivasi. Malas. Enggan. Bahkan tak jarang yang menolak dengan satu dan lain alasan.
Mendatangi adzan untuk shalat berjamaah, misalnya, merupakan amalan unggulan. Ianya merupakan kebiasaan orang-orang shalih lintas zaman. Satu langkah mendatanginya dijanjikan sebagai pengampunan dosa sedangkan langkah lainnya merupakan kafarat atas dosa-dosa yang dikerjakan.
Sayangnya, banyak kaum Muslimin akhir zaman yang malas mengerjakan amalan ini. Seperti ada beban berat yang mencegah atau tembok besar nan panjang yang menghalangi langkahnya menuju masjid.
Seorang tabi’in yang mulia bernama Said bin Musayyib pernah menuturkan, “Sudah tiga puluh tahun, setiap kali muadzin mengumandangkan adzan, aku sudah berada di dalam masjid.”
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala dalam al-‘Ilal wa Ma’rifah ar-Rijal dan dikutip oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam mensyarah Risalah al-Mustarsyidin Imam al-Harits al-Muhasibi.
Apa rahasianya? Mengapa Said Musayyib bisa istiqamah mendatangi adzan bahkan sebelum muadzin mengumandangkannya? Apa yang menjadi pendorong hingga beliau istiqamah melakukan amalan ini selama 30 tahun atau 360 bulan atau sekitar 10.000 hari? Alasan apa yang bisa kita kemukakan hingga beliau rutin mendatangi sekitar 50.000 kali adzan sebelum muadzin mengumandangkannya?
Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah menjelaskan hal ini dengan mengatakan, “Ini adalah puncak dari perasaan diawasi oleh Allah Ta’ala. Sebab seorang hamba sahaya (pembantu zaman dahulu budak) harus sudah siap di hadapan tuannya sebelum dipanggil, bukan setelah dipanggil baru dia datang.”
Sebuah perumpaan yang amat terang. Jika kita seorang sahaya, bukankah menjadi kewajiban untuk bergegas saat tuan kita memanggil? Dan jalan yang harus ditempuh agar bisa bergegas adalah dengan bersiap diri. Jangan sampai saat dipanggil, seorang sahaya justru sibuk dalam permainan yang tak bermanfaat secuil pun.
Wallahu a'lam.
Source by : [Pirman/Kisahikmah]
image by : memecomicislam.com , design by wtrm foksia , pks.art.id
and download image from search engine google
edited by : WTRM
#ayo semangat menuju rumah allah masjid atau musholla. :):):)
Sunah-Sunah Ketika Berpuasa
Assalammu'alaikum
TAK terasa kini kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah dan ampunan ini sangatlah rugi jika kita lalui dengan hal yang sia-sia. Maka dari itu, untuk menghindari hal-hal yang sia-sia kita meski mengeatahui apa saja sunnah-sunnah yang bisa kita lakukan ketika berpuasa. Berikut penjelasannya.
1- Makan sahur dan mengakhirkannya
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.”(HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Karena dengan makan sahur akan semakin kuat melaksanakan puasa.” (Al Majmu’, 6: 359.)
Makan sahur hendaknya tidak ditinggalkan walaupun hanya dengan seteguk air sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada
orang-orang yang makan sahur.”(HR. Ahmad 3: 12, dari Abu Sa’id Al Khudri. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan
bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya.)
Disunnahkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar berdasarkan hadits Anas berikut,
Dari Anas bin Malik, Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit pernah bersama makan sahur. Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Nabi pun berdiri untuk pergi shalat, lalu beliau shalat. Kami pun berkata pada Anas, “Berapa lama jarak antara waktu selesai makan sahur dan waktu pengerjaan shalat?” Beliau menjawab, “Sekitar seseorang membaca 50 ayat.” (HR. Bukhari no. 1921 dan Muslim no. 1097.)
Ibnu Hajar berkata, “Hadits di atas menunjukkan jarak antara akhir makan sahur dan mulai shalat.”(Fathul Bari, 4: 138.) bnu Abi Jamroh mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa sahur itu diakhirkan.”
2- Menyegerakan berbuka puasa
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098.)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan shalat Maghrib dan bukanlah menunggu hingga shalat Maghrib selesai dikerjakan. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan ruthob (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthob, maka beliau berbuka dengan tamer (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.” (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3: 164. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan shahih.)
Hadits Anas di atas juga mengajarkan mengenai anjuran berbuka puasa dengan kurma. Yang dianjurkan ketika berbuka adalah dengan ruthob (kurma basah), lalu tamr (kurma kering). Jika tidak didapati kurma, maka boleh digantikan dengan makanan yang manis-manis. Di sini dianjurkan dengan yang manis-manis ketika berbuka karena yang manis tersebut semakin menguatkan orang yang berpuasa. Sedangkan berbuka puasa dengan air bertujuan untuk menyucikan atau menyegarkan. Adapu jika berada di Makkah, dianjurkan berbuka dengan air zam-zam. (Lihat Kifayatul Akhyar, hal. 251-252. Juga lihat penjelasan Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad, 2: 48.)
3- Berdo’a ketika berbuka
Perlu diketahui bersama bahwa ketika berbuka puasa adalah salah satu waktu terkabulnya do’a. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16: 396. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih.)
Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena saat itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri. (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 194.)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca do’a berikut ini,
“Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.)
Adapun do’a berbuka “allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka)”, do’a ini berasal dari hadits hadits dho’if (lemah). (HR. Abu Daud no. 2358, dari Mu’adz bin Zuhroh. Mu’adz adalah seorang tabi’in)
4- Memberi makan pada orang yang berbuka
Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
5- Lebih banyak berderma dan beribadah di bulan Ramadhan
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril ‘alaihis salam menemui beliau. Jibril ‘alaihis salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur’an) hingga Al Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila Jibril ‘alaihi salam datang menemuinya, tatkala itu beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.” ( HR. Bukhari no. 1902 dan Muslim no. 2308.)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.”(Zaadul Ma’ad, 2: 25.)
Referensi: Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah/Karya: Muhammad Abduh Tuasikal/Tim Pustaka Muslim
:p:p:p
source by : islampos.com
image by : carapuasa.com
edited by : WTRM
TAK terasa kini kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah dan ampunan ini sangatlah rugi jika kita lalui dengan hal yang sia-sia. Maka dari itu, untuk menghindari hal-hal yang sia-sia kita meski mengeatahui apa saja sunnah-sunnah yang bisa kita lakukan ketika berpuasa. Berikut penjelasannya.
1- Makan sahur dan mengakhirkannya
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.”(HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Karena dengan makan sahur akan semakin kuat melaksanakan puasa.” (Al Majmu’, 6: 359.)
Makan sahur hendaknya tidak ditinggalkan walaupun hanya dengan seteguk air sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada
orang-orang yang makan sahur.”(HR. Ahmad 3: 12, dari Abu Sa’id Al Khudri. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan
bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya.)
Disunnahkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar berdasarkan hadits Anas berikut,
Dari Anas bin Malik, Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit pernah bersama makan sahur. Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Nabi pun berdiri untuk pergi shalat, lalu beliau shalat. Kami pun berkata pada Anas, “Berapa lama jarak antara waktu selesai makan sahur dan waktu pengerjaan shalat?” Beliau menjawab, “Sekitar seseorang membaca 50 ayat.” (HR. Bukhari no. 1921 dan Muslim no. 1097.)
Ibnu Hajar berkata, “Hadits di atas menunjukkan jarak antara akhir makan sahur dan mulai shalat.”(Fathul Bari, 4: 138.) bnu Abi Jamroh mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa sahur itu diakhirkan.”
2- Menyegerakan berbuka puasa
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098.)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan shalat Maghrib dan bukanlah menunggu hingga shalat Maghrib selesai dikerjakan. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan ruthob (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthob, maka beliau berbuka dengan tamer (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.” (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3: 164. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan shahih.)
Hadits Anas di atas juga mengajarkan mengenai anjuran berbuka puasa dengan kurma. Yang dianjurkan ketika berbuka adalah dengan ruthob (kurma basah), lalu tamr (kurma kering). Jika tidak didapati kurma, maka boleh digantikan dengan makanan yang manis-manis. Di sini dianjurkan dengan yang manis-manis ketika berbuka karena yang manis tersebut semakin menguatkan orang yang berpuasa. Sedangkan berbuka puasa dengan air bertujuan untuk menyucikan atau menyegarkan. Adapu jika berada di Makkah, dianjurkan berbuka dengan air zam-zam. (Lihat Kifayatul Akhyar, hal. 251-252. Juga lihat penjelasan Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad, 2: 48.)
3- Berdo’a ketika berbuka
Perlu diketahui bersama bahwa ketika berbuka puasa adalah salah satu waktu terkabulnya do’a. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16: 396. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih.)
Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena saat itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri. (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 194.)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca do’a berikut ini,
“Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.)
Adapun do’a berbuka “allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka)”, do’a ini berasal dari hadits hadits dho’if (lemah). (HR. Abu Daud no. 2358, dari Mu’adz bin Zuhroh. Mu’adz adalah seorang tabi’in)
4- Memberi makan pada orang yang berbuka
Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
5- Lebih banyak berderma dan beribadah di bulan Ramadhan
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril ‘alaihis salam menemui beliau. Jibril ‘alaihis salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur’an) hingga Al Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila Jibril ‘alaihi salam datang menemuinya, tatkala itu beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.” ( HR. Bukhari no. 1902 dan Muslim no. 2308.)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.”(Zaadul Ma’ad, 2: 25.)
Referensi: Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah/Karya: Muhammad Abduh Tuasikal/Tim Pustaka Muslim
:p:p:p
source by : islampos.com
image by : carapuasa.com
edited by : WTRM
Sabtu, 04 Juni 2016
What is The Meaning of the word Marhaban Ya Ramadhan
Udah pada tau belum apa tuh arti dari MARHABAN YA RAMADHA, untuk jelasnya silahkan dibaca
BULAN suci bagi umat islam semakin mendekat. Banyak umat islam yang menanti-nanti kedatangannya.
Tak hanya dalam ucapan lisan, bahkan mereka menyambut kedatangan bulan ramadhan juga melalui tulisan atau kiriman gambar-gambar ucapan selamat ramadhan lewat media sosial. Memang bulan ramadhan selalu disambut umat muslim dengan begitu antusias.
Hal itu terbukti dengan ucapan atau postingan mereka di media sosial yang mengatakan “Marhaban Ya Ramadhan”.
Nah, tahukah Anda apa artinya kata “Marhaban Ya Ramadhan”? Yuk, kita kupas :
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “marhaban” diartikan sebagai“kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang).”
Baca Juga :
Marhaban diambil dari katarahbyang berarti “luas” atau “lapang”, sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan dada lapang, penuh kegembiraan serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya.
Dari akar kata yang sama dengan “marhaban”, terbentuk katarahbatyang antara lain berarti “ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan.”
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ” Marhaban Ya Ramadhan” artinya Selamat datang Ramadhan dengan lapang dada, penuh kegembiraan, sehingga tidak dengan menggerutu dan tidak menganggap kehadirannya atau bahkan sampai merasa bulan ramadhan itu mengganggu ketenangan atau suasana nyaman kita.
Pengucapan “Marhaban Ya Ramadhan” di bulan suci ini diharapkan agar jiwa raga kita menyambut bulan suci ini dengan penuh kelapangan dan kebahagiaan.Waallahu’alam
source by : islampos.com
image by : s345.photobucket.com
#ramadhan is loading
BULAN suci bagi umat islam semakin mendekat. Banyak umat islam yang menanti-nanti kedatangannya.
Tak hanya dalam ucapan lisan, bahkan mereka menyambut kedatangan bulan ramadhan juga melalui tulisan atau kiriman gambar-gambar ucapan selamat ramadhan lewat media sosial. Memang bulan ramadhan selalu disambut umat muslim dengan begitu antusias.
Hal itu terbukti dengan ucapan atau postingan mereka di media sosial yang mengatakan “Marhaban Ya Ramadhan”.
Nah, tahukah Anda apa artinya kata “Marhaban Ya Ramadhan”? Yuk, kita kupas :
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “marhaban” diartikan sebagai“kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang).”
Baca Juga :
Marhaban diambil dari katarahbyang berarti “luas” atau “lapang”, sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan dada lapang, penuh kegembiraan serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya.
Dari akar kata yang sama dengan “marhaban”, terbentuk katarahbatyang antara lain berarti “ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan.”
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ” Marhaban Ya Ramadhan” artinya Selamat datang Ramadhan dengan lapang dada, penuh kegembiraan, sehingga tidak dengan menggerutu dan tidak menganggap kehadirannya atau bahkan sampai merasa bulan ramadhan itu mengganggu ketenangan atau suasana nyaman kita.
Pengucapan “Marhaban Ya Ramadhan” di bulan suci ini diharapkan agar jiwa raga kita menyambut bulan suci ini dengan penuh kelapangan dan kebahagiaan.Waallahu’alam
source by : islampos.com
image by : s345.photobucket.com
#ramadhan is loading
Bila Orang beriman Meninggal Dunia
Kami Berharap Supaya Yuk Kita Baca Sampai Tuntas, Agar Menjadi Motivasi bagi kita.
assalammu'alaikum
bismillahirrahmanirrahim
wahai akhi, ukhti, sahabat, temen ku sekalian, tidakkah kita menginginkan hal ini ketika kita hendak meninggal dunia, subhanallah kaum muslimin wal muslimat,,, yukk kita aamiin-kan... Ya allah jadikanlah diakhir hayat hidup kami ini dalam keadaan BERIMAN. Aamiin ya allah,,,karena begitu indahnya duhai rabb
SESUNGGUHNYA bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan Akhirat, ia didatangi oleh segerombol Malaikat dari Langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari Surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk di dekat kepalanya.
Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata, “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah.”
Baca Juga :
Segera ruh orang Mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para Malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut.
Para Malaikat segera mengambil ruh orang Mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari Surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia.
Selanjutnya para Malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke Langit. Tidaklah para Malaikat itu melintasi segerombolan Malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya, “Ruh siapakah ini, begitu harum.”
Malaikat pembawa ruh itupun menjawab, “Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di Dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR. Imam Ahmad, dan Ibnu Majah)
source by : islampos.com
edited by : WTRM
image by : onlineinstagram.com
#Duhai rabbI jagalah IMAN Kami untuk selalu istiqomah
assalammu'alaikum
bismillahirrahmanirrahim
wahai akhi, ukhti, sahabat, temen ku sekalian, tidakkah kita menginginkan hal ini ketika kita hendak meninggal dunia, subhanallah kaum muslimin wal muslimat,,, yukk kita aamiin-kan... Ya allah jadikanlah diakhir hayat hidup kami ini dalam keadaan BERIMAN. Aamiin ya allah,,,karena begitu indahnya duhai rabb
SESUNGGUHNYA bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan Akhirat, ia didatangi oleh segerombol Malaikat dari Langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari Surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk di dekat kepalanya.
Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata, “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah.”
Baca Juga :
Segera ruh orang Mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para Malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut.
Para Malaikat segera mengambil ruh orang Mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari Surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia.
Selanjutnya para Malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke Langit. Tidaklah para Malaikat itu melintasi segerombolan Malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya, “Ruh siapakah ini, begitu harum.”
Malaikat pembawa ruh itupun menjawab, “Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di Dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR. Imam Ahmad, dan Ibnu Majah)
source by : islampos.com
edited by : WTRM
image by : onlineinstagram.com
#Duhai rabbI jagalah IMAN Kami untuk selalu istiqomah
Rabu, 01 Juni 2016
Definisi dan Cara Kerja Vibrating Screen (Unit Operasi)
Pengertian dan Fungsi
Vibrating Screen adalah alat screening yang berbentuk papan yang bergetar pada frekwensi 1000 – 7000 Hz yang berbeda dengan trommel yang berbentuk seperti tabung / drum.
Vibrating
Screen berbentuk jajar genjang pada umumnya, dimana vibrating terdiri dari 3 lapisan.Dimana lapisannya banyak ukuran yang diinginkan mulai....
untuk yang lengkapnya silahkan klik link downloadnya "vibrating-screen.rar"
source by : tugas unit operasi, 2016,ppt (politeknik ati padang)
image by : www.weiku.com
Definisi dan Cara Kerja Trommel Screen (Unit Operasi)
Trommel Screen adalah alat screening yang digunakan dalam industri skala besar terutama pada pertambangan dan juga industri. Trommel Screen merupakan screening yang berbeda bentuknya dari vibrating screen, bentuknya mirip tabung ( drum ).
CARA KERJA :
1. Di dalam tabung alat ini terdapat lubang – lubang. Trommel Screen terdiri dari input dan output, dimana feed masuk ke dalam input. Didalam input, feed tersebut diputar oleh screen dengan kecepatan yang tentukan.
2. Feed yang tidak diinginkan akan......
Untuk selengkapnya silahkan klik link downloadnya "trommel-screen.rar "
source by : Tugas kuliah, 2016 (trommel screen),politeknik ati padang jurusan SPI
image by : www.hecplows.com
Langganan:
Postingan (Atom)